Diusulkan Menjadi MAKN Bula SBT
Nama Madrasah | Diusulkan Menjadi MAKN Bula SBT |
---|---|
Jenjang | MAKN |
Alamat | Jalan Transbula Keluarahan Adm. Bula Air Kecamatan Bula |
Kabupaten/Kota | Seram Bagian Timur |
Provinsi | Maluku |
Kategori | Madrasah Pendirian Baru (Lahan Kosong) |
Alasan Urgensitas | 1. sudah mendapatkan rekomendasi pemerintah daerah 2. bangunan sarpras sudah sangat layak 3. peningkatan mutu kualitas madrasah dengan status negeri dan kepala madrasah baru 4. setelah di negerikan, GTK yang bukan PNS tetap direkrut dengan mekanisme belanja jasa lainnya. |
Latar Belakang[edit]
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki peran sebagai pewarisan budaya melalui pendidikan yang bersistem nilai dan kepercayaan, pengetahuan dan norma-norma serta adat kebiasaan dan berbagai perilaku tradisional yang telah membudaya pada satu generasi ke generasi berikutnya (Rochmawati, 2012:164). Di lain pihak madrasah juga berperan sebagai agent of change yang berupaya untuk membuang unsur budaya lama yang dipandang tidak cocok dan perlunya memasukkan unsur budaya baru (Nurlaila, 2015:1).
Keberadaan madrasah begitu penting dalam menciptakan kader-kader bangsa yang berwawasan keislaman dan berjiwa nasionalisme yang tinggi. Menurut Subhan (2012), salah satu kelebihan yang dimiliki madrasah adalah adanya integrasi ilmu umum dan ilmu agama. Namun demikian kita tidak bisa menampik kesan bahwa madrasah terlihat masih jalan di tempat walau terdapat beberapa madrasah yang relatif bagus seperti: MAN Insan Cendekia, dan Madrasah Aliyah lainnya. Akan tetapi jumlahnya masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah keseluruhan madrasah. Bahkan sampai saat ini masih ada image masyarakat terhadap madrasah yang sering mengidentikkan dengan lembaga pendidikan second class, tidak maju, kumuh dan citra negatif lainnya masih sering menempel di madrasah yang harus diubah dengan cara unjuk prestasi dan unjuk bukti.
Menurut Suryadi (2009:28), permasalahan utama dalam lembaga pendidikan Islam adalah berkenaan dengan pengelolaan atau manajemennya. Hal tersebut mempengaruhi rendahnya kualitas lembaga pendidikan Islam Indonesia.
Dengan demikian, untuk mewujudkan madrasah yang unggul dan bagus, diperlukan strategi-strategi yang harus dikembangkan untuk menciptakan citra positif madrasah sehingga dapat mendorong akselerasi peningkatan kualitas madrasah. Oleh sebab itu, Kementerian Agama secara spesifik membuat program khusus unggulan bagi madrasah. Hal tersebut dapat dilihat dalam KMA Nomor 60 Tahun 2015 yang berbunyi:
“Kementerian menyelenggarakan paling sedikit 1 (satu) Madrasah Aliyah Negeri Unggulan di setiap provinsi (pasal 1); Masyarakat dapat menyelenggarakan Madrasah Aliyah Unggulan (pasal 2); Madrasah Aliyah unggulan bertahap berupa: a) Madrasah Akademik; b) Madrasah Keterampilan dan c) Madrasah Keagamaan (pasal 3) Kementerian menyusun peta pengembangan mutu madrasah sacara terencana, berjenjang, bertahap dan berkelanjutan berdasarkan hasil akreditasi madrasah, ujian nasional, ujian akhir madrasah berstandar nasional dan criteria lainya (pasal 4). Peta pengembangan dimaksud ayat (3) digunakan untuk menyusun rencana strategis dan rencana tahunan pengembangan mutu madrasah secara nasional (pasal 5). Kementerian Agama bekerja sama dengan pemerintah daerah dan/atau masyarakat dalam pengembngan mutu madrasah (pasal 6). Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaran Madrasah Aliyah Unggulan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Direktur Jenderal (pasal 7)”.
Oleh Karena itu, untuk mewujudkan madarasah unggulan seperti di atas perlu persiapan panjang dan matang, mengingat ada beberapa permasalahan yang biasa menjadi penyebab kemandegan. Menurut Rohiat (2010:13), tiga faktor utama penyebab rendahnya kualitas pendidikan Indonesia, sebagaimana yang disampaikan oleh Husaini Usman, yaitu; 1) Penyelenggaraan pendidikan menekankan pada hasil tidak konsisten; 2) Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara terpusat dan tidak holistik; 3) Peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan sangat minim.
Bagi madrasah, secara rinci dapat dikemukakan beberapa pokok permasalahan baik pada tingkat pengelolaan maupun kebijakan sebagai berikut:
- kurikulum madrasah yang belum “fokus”. Hal ini terlihat banyaknya materi yang diajarkan sementara waktu tidak memadai. Pada tingkat Aliyah, misalnya siswa yang ingin mendalami ilmu-ilmu keagamaan masih juga dibebani mata pelajaran lain yang tidak relevan dalam jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya siswa yang mengambil jurusan IPA harus pula dibebani dengan banyaknya mata pelajaran lain yang tidak berhubungan secara langsung. Hal lain, pada kurikulum madrasah masih terdapat duplikasi materi yang diajarkan berulangulang pada mata pelajaran yang berbeda dan juga pada tingkat yang berbeda.
- pengembangan madrasah masih bersifat tambal sulam. Hal ini terlihat dengan adanya program “keterampilan” yang ditempelkan pada program regular. Hal tersebut sebagai respon terhadap tingginya lulusan Madrasah Aliyah yang tidak bisa melanjutkan pada jenjang Pendidikan Tinggi. Program-program tersebut sangat banyak manfaatnya, namun tidak semua MA bisa menjaga keberlangsungan program tersebut.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka perlu dikembangkan madrasah-madrasah unggul dengan manajemen yang profesional dalam rangka meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan, khususnya pendidikan yang berbasis agama. Inovasi pendidikan -khususnya madrasah- sangat penting dilakukan, seiring dengan dinamika sosial dan pembangunan yang berjalan semakin cepat. Inovasi madrasah untuk pembangunan berkelanjutan menjadi sangat penting, mengingat saat ini Indonesia mempunyai persoalan yang semakin serius dalam dunia pendidikan, akibat dari krisis multi dimensi.
Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki luas lautan yang lebih besar dari daratan sehngga perkembangan Kabupaten Seram Bagian Timur Sector perikanan dan kelautan merupakan salah satu sector ungulan. Sector yang memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil audensi dan wawancara dengan dinas perikanan dan kelautan Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2019 di Bula, sector Perikanan berkembang pesat di wilayah pulau-pulau kecil di Kabupaten Seram bagian Timur Perikanan berkembang di wilayah pulau-pulau kecil di Kabupaten Seram bagian Timur seperti : kecamatan seram timur, sejak tahun 2015 terus meningkat. Pada tahun 2015 jumlah nelayan 6.201 orang meningkar 134 orang ditahun 2016 menjadi 6.335 orang, dan meningkat lagi menjadi 6.467 orang pada tahun 2017 dan meningkat untuk tahun 2018 menjadi 8.829 orang. Peningkatan jumlah nelayan sekaligus meningkatkan produksi tangkapan tercatat sebesar 27.254,1 ton, tahun 2016 meningkat menjadi 28.137 ton dan tahun2017 jumlah tangkapan tercatat sebesar 29.494 ton dan tahun 2018 menjadi 20.922,55 ton.
Produksi penangkapan ikan terbesar ada di kecamatan Seram Timur, diikuti pulau Gorom dan Wakate. Sebagian besar nelayan menangkap ikan menggunakan perahu kecil tanpa motor. Dalam perkembangan dari tahun 2015 hingga tahun 2017, bahwa semakin banyak nelayan menggunakan , perahu motor temple (ketinting) untuk mencari ikan. Sedangkan armada kapal motor besar yang beroperasi sebagian besar berukuran sampai 10 GT naik menjadi 73 kapal, dari 63 kapal sebelumnya.
Hasil tangkapan ikan sampai tahun 2017 belum ada yang dijual eksport. Sebagian ikan dijual dipasar local, dan ada pula yang dijual antar pulau. Ikan yang dijual antar pulau terbesar adalah tuna loin (Rp.1.252,500,000), Tuna (Rp 386,050,000) dan julung-julung (Rp. 172,625,000). Nilai komoditas perdagangan ikan antar pulau meningkat tajam di tahun 2017 sebesar Rp 2,145,185,000, tahun2018 sebesar (Rp.9.682.325.000) dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp. 442,094,000.
Selain dijual segar, hasil pengolahan hanya berupa pengasapan ikan dan dijual ke pasar local, ikan hasil tangkapan ini belum dapat dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat untuk pengolahaan hasil perikanan lainnya yang bervariasi, sehingga hasil tangkapan yang banyak tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh, sebagian dimakan dan sebagian dibuang karena daya tampung untuk ikan segar terbatas dan mengalami pembusukan.
Minimnya pengetahuan tentang pengolahan produk hasil perikanan maka tidak ada pengolahan hasil perikanan selain dibuat pengasapan, keterbatasan pengetahuan, dan sumber daya manusia yang mampu mengelola hasil perikanan inilah yang membuat hasil perikanan tidak dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesiensi. Sehingga diperlukan adanya sumberdaya manusia yang mampu menggelola hasil perikanan yang berlimpah ini untuk kesejatheraan masyarakat.
Sedangkan budidaya yang dilakukan adalah budidaya rumput laut mengalami peningkatan cukup tajam dari 14,93 ton pada tahun 2016 menjadi 127,43 ton ditahun 2017. Sedangkan pada tahun 2018 tidak ada hasil budidaya rumput laut disebabkan rendahnya nilai jual rumput laut dari harga Rp 12.000/ kg menjadi Rp 5.000/kg dan belum termasuk biaya transportasi untuk menjual ke pusat kota propinsi atau kabupaten lain diwilayah Maluku sehingga masyarakat pembudidaya tidak mau membudidaya rumput laut. Pada tahun 2019 masyarakat pembudidaya rumput laut mulai lagi menanam rumput laut karena nilai jual yang sudah mulai naik normal berkisar antara Rp 12.000/kg – Rp 17.000/kg dan diambil ditempat/desa penghasil rumput laut.
Selain rumput laut dijual kering, masyarakat belum meiliki pengetahuan dalam pengelolaan rumput laut sebagai produk makanan atau minuman atau dalam bentuk lain yang memiliki nilai jual tinggi. Hal ini dimungkinkan karena tidak adanya sumber daya manusia dan pengetahuan atau ketrampilan yang cukup untuk melakukan difersikasi dalam bentuk olahan lainnya.
Budidaya lain yang dilakukan adalah tambak dan kolom ikan namun mengalami kemunduran dalam budidaya, factor kegagalan dalam budidaya ikan dan kepiting adalah kurang pengetahuan tentang budidaya ikan, pakan komersial yang sangat mahal dan sulitnya mendapatkan pakan untuk budidaya.
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka melimpahnya sector perikanan dan kelautan yang sangat potensi namun kendala utama pada sumber daya manusia yang masih minim bahakan hamper tidak ditemukan, dalam pengelolaan pasca panen hasil perikanan maupun budidaya perikanan inilah maka adanya pendirian MAK Negeri Bula maka dapat menjawab semua permasalahan yang ada di kabupaten Seram Bagian Timur sehingga diharapkan kedepannya Seram Bagian Timur akan unggul dalam bidang perikanan dan kelautan terutama pada pengolahan hasil perikanan dan budidaya perikanan berbasis kearifan local yang berasal dari lulusan MAK Perikanan Bula yang berkopetensi secara nasional maupun internasional, dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang handal dibidang perikanan dan kelautan, sesuai dengan harapan dari stakecholder baik Pemerintah daerah, maupun masyarakat pembudidaya dan penggolah.
Bentuk dan Nama Madrasah[edit]
MAK Bula adalah madrasah yang dirancang sebagai madrasah vokasional yang mendalami bidang pengolahan dan budidaya perikanan sesuai dengan kearifan local masyarakat Maluku yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan tradisional. Rencana pendirian MAK Bula telah dimulai sejak tahun 2016 yang ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung belajar oleh Direktur dan Kakanwil Maluku Fesal Musaad di atas tanah seluas 10 hektare yang berada di wilayah Desa Bula Air Kecamatan Bula Kabupaten Seram Bagian Timur. Saat ini telah berdiri gedung belajar yang terdiri dari 6 ruang belajar dan Asrama siswa sebanyak 18 kamar.
Nama MAK Bula dinisbatkan kepada tempat dimana madrasah ini berdiri yakni Kota Bula yang merupakan ibu kota Kabupaten Seram Bagian Timur. Tujuan dari penamaan agar mudah diingat dan diucapkan oleh semua orang yang diharapkan kelak akan menjadi icon madrasah di Kabupaten Seram Bagian Timur.
Tujuan lain didirikan MAK Bula dalam rangka menjawab tantangan pemerintah daerah serta pemerintah pusat dalam mendorong pendirian Madrasah-Madrasah kejuruan atau Pendidikan advokasi. Potensi perikanan yang begitu besar di Kabupaten Seram Bagian Timur maka, diperlukan kualitas sumberdaya manusia yang baik, agar potensi tersebut bisa dimanfaatkan secara bijak oleh masyarakat sehingga mampu meningkatkan kualitas sosial ekonomi masyarakat, oleh karena itu keberadaan Madrasah kejuruan dibidang kelautan dan perikanan haruslah mampu mendorong pemberdayaan masyarakat agar mampu menciptakan usaha dibidang perikanan, dan Lulusan MAK mampu membuat sebuah proyek kewirausahaan dibidang perikanan berbasis pemberdayaan masyarakat, dan mampu mendampingi masyarakat untuk maju dan berkembang dengan membangun usaha dibidang perikanan.
Gambaran dan Tata Ruang Madrasah[edit]
MAK Bula berada di daerah wilayah pengembangan pusat kota, kurang lebih 10 km dari pusat Ibu Kota Kabupaten Seram Bagian Timur. Berada di daerah pesisir pantai yang dikelilingi hutan bakau, daerah yang sangat strategis untuk pengembangan budidaya perikanan terutama kepiting bakau, kerang-kerangan dan ikan air payau. Daerah ini juga menjadi salah satu sentra pengembangan budidaya kepiting bakau tradisional yang dirintis oleh pemerintah daerah Kabupaten Seram Bagian Timur. Daerah yang masih bersih dari polusi serta sirkulasi alami pasang surut air yang baik menjadi potensi bagi pengembangan madrsahah kedepan
Gambaran Kondisi Geografis dan Demografis[edit]
Luas tanah yang dimiliki MAK Bula Seram Bagian Timur seluruhnya mencapai 10 hektare dan sudah bersertifikat pemegang hak Pemerintah Republik Indonesia Cq Kementerian Agama Republik Indonesia yang terdiri dari sertifikat 1 = 3.500 M2 dan sertifikat 2 = 6.500 M2 dalam satu lokasi. .
Karena secara geografis MAK Bula berada di wilayah Desa Administratif Bula Air Kecamatan Bula Kabupaten Seram Bagian Timur dengan batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan hutan bakau dan Laut Seram
- Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Utama (Waihul)
- Sebelah Selatan berbatas dengan Tanah Ulayat Desa Bula Air
- Sebelah Barat berbatas dengan Tanah Ulayat Desa Bula Air
Iklim musim dan iklim taut tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun. Berdasarkan hasil pemantauan di Stasiun Meteorologi Geser Kabupaten Seram Bagian Timur pada tahun 2005, ditemui temperatur maksimum 31,7 °C, minimum 22,2°, dengan temperature rata-rata 27,8 °C.
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April, yaitu rata-rata sebesar 456,3 mm, dan menyusul pada bulan Desember yaitu sebesar 360,6 mm. Jumlah hari hujan terbanyak juga terjadi pada bulan April, dengan rata-rata sebanyak 22 hari, menyusul pada bulan Januari sebesar 20 hari. Rata-rata jumlah hari hujan perbulan dalam tahun 2005 adalah sebesar 14,1 hari.
Penyinaran matahari rata-rata 64,7 %. Tekanan udara rata-rata setahun sebesar 1.111,1 milibar. Kelembaban nisbi rata-rata 81,9 %. Kecepatan angin rata-rata 5,7 knot. Kecepatan angin terbesar pada Musim Timur terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 30 knot dengan arah angin dari Tenggara menuju Barat Laut, dan pada Musim Barat terjadi pada bulan Januari sebesar 25 knot dengan arah angin dari Barat Laut ke Tenggara. Tinggi gelombang rata-rata pada musim tersebut di atas sebesar 2 m.
Gambaran Analisis SWOT[edit]
Kekuatan
- Dengan dicanangkannya Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional maka MAK Bula akan menjadi satu-satunya madrasah vokasional dibidang perikanan di Maluku yang akan menghasilkan tenaga-tenaga professional dalam bidang pengembangan ekonomi kelautan yang siap berdiri sendiri maupun berafiliasi dengan perusahaan-perusahaan perikanan yang beroperasi di Maluku.
- Maluku sebagai provinsi dengan wilayah laut yang luas memiliki potensi kekayaan laut yang belum tersentuh sepenuhnya untuk dikembangkan dalam rangka pengembangan ekonomi nasional.
- Kehidupan laut menjadi ciri khas masyarakat Maluku yang rata-rata menggantungkan hidupnya dari hasil laut.
- Tanah atas nama hak Pemerintah Republik Indonesia Cq Kementerian Agama Republik Indonesia dan gedung telah berdiri
- Dukungan dan harapan masyarakat Maluku akan hadirnya lembaga pendidikan madrasah vokasional bidang perikanan dan kelautan.
- Potensi lestari sektor perikanan meliputi ikan permukaan (pelagis) dan ikan landasan (demershal) diperkirakan 128.692,2 ton/tahun dimana sampai tahun 2005 baru dapat diurus 9.340,6 ton (7,79%) dengan angka pembuatan 13.561.250.000. Disamping itu masih terdapat bermacam potensi kelautan mempunyai angka ekonomis tinggi seperti teripang, lola, cumi-cumi, kepting, udang penaide, dan lain-lain.
Kelemahan
- Letak yang jauh dari pusat ibu kota provinsi menjadikan Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai wilyah yang masih harus terus berbenah diri.
- Belum adanya perhatian serius dari pemerintah pusat dalam pengembangan ekonomi kelautan di Maluku
- Belum adanya perhatian serius Kementerian Agama RI dalam usulan penegerian MAK Bula.
- Madrasah belum beroperasi.
Gambaran Ekologis Madrasah[edit]
Gambaran kedepan apabila MAK Bula sudah beroperasi memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan dan penambahan luas wilayahnya karena letaknya yang berada di pinggiran kota. Tanah kosong disekitar wilayah MAK Bula sagat memungkinkan untuk menambah perluasan wilayah. Pemanfaatan tanah dataran yang subur apabila belum dibangun dapat dimanfaatkan juga untuk pertanian holtikultura yang dapat dimanfaatkan untuk peluang usaha bagi madrasah. Setengah wilayahnya adalah hutan bakau yang dapat dimanfaatkan selain sebagai laboratorium alami juga dapat dimanfaatkan untuk daerah wisata yang menjanjikan.
Gambaran Prospek Potensi Siswa[edit]
Sarana dan parasara pendidikan di Kab. Seram Bagian Timur masih terbatas sehingga menyebabkan rendahnya kualitas sumberdaya manusia serta rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data Dinas Pendidikan, jumlah SD/MI teridentifikasi sebanyak 143 buah dengan jumlah murid sebanyak 19.739 orang dan tenaga guru sebanyak 821 orang (Rasio Guru dan Murid 1: 24). Jumlah MTs/SMPsebanyak 35 buah dengan jumlah murid 5657 orang dan jumlah guru 222 orang (Rasio Guru dan Murid 1: 24). Jumlah SMA/SMK sebanyak 15 unit dengan jumlah guru 138 orang dan jumlah siswa 3463 orang (Rasio Guru dan Murid 1: 25)
- Angka partisipasi murni (APM) SD/MI = 92,8%.
- APM SMP/MTs = 92,19%
- APM SMA/MA = 81,5%
- Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI = 83,63%
- APK SMP/MTs = 50,85%
- APK SMA/MA = 56,13%
Persoalan lain yang ikut mempengaruhi kondisi pendidikan di Seram Bagian Timur adalah kurang lebih 40% bangunan (gedung) sekolah dalam keadaan rusak berat, kurangnya sarana dan prasaran pendidikan serta sebaran guru dan ruang belajar yang tidak merata. Sesuai program Pembangunan Nasional bahwa setiap Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya memiliki satu Perguruan Tinggi maka Kab. Seram Bagian Timur terdapat tiga Perguruan Tinggi.
Gambaran Kebutuhan Masyarakat akan Lulusan[edit]
Lulusan sekolah perikanan dinilai sebagai salah satu penyokong tegaknya industri perikanan dalam negeri. Untuk itu mereka diharapkan lebih memilih bekerja di dalam negeri dibanding menjadi pekerja asing di luar negeri.
Selain bekerja di industri, alumni sekolah perikanan juga didorongnya berwiraswata. Baik menekuni bidang penangkapan, budidaya, pemasaran maupun usaha pengolahan produk perikanan. Para alumni dapat memanfaatkan dana BLU yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) KKP. Maupun dana kredit perbankan yang didukung pemerintah, yakni dana Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Di Maluku, keberadaan para alumni sekolah perikanan sangat bernilai sebab Maluku tengah dikembangkan menjadi Lumbung Ikan Nasional (LIN). Pemerintah segera membangun pelabuhan perikanan terpadu yang nantinya membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mendukung jalannya proses produksi.
Penutup (dan harapan)[edit]
- Kesimpulan
Pendirian MAK Bula menjadi MAKN Kelautan dan Perikanan merupakan langkahstrategis dalam rangka mewujudkan madrasah vokasional di Maluku yang out putnya tidak hanya dibutuhkan oleh daerah tetapi diharapkan memenuhi pangsa pasar dan mendukung program-program nasional terutama dalam bidang pengembangan ekonomi kelautan.dan harapan.
- Harapan
Besar harapan kami akan berdirinya MAKN di Maluku sebagai perhatian atas kami rakyat Maluku salah satu provinsi pendiri NKRI. Berdasarkan keadilan kami sangat berharap MAKN dapat segera terwujud, sebagimana diketahui bersama semua provinsi di Indonesia sudah memiliki madrasah unggulan MAN IC maupun MAKN, namun kami di Maluku belum diberikan porsi sebagaimana provinsi lain.
Pelaksanaan Kurikulum[edit]
- KURIKULUM KEAHLIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
MATA PELAJARAN |
ALOKASI WAKTU PERPEKAN |
|||
KELOMPOK A (UMUM) |
X |
XI |
XII |
|
1 |
Pendidikan Agama Islam |
|
|
|
2 |
|
2 |
2 |
2 |
3 |
|
2 |
2 |
2 |
4 |
|
2 |
2 |
2 |
5 |
|
2 |
2 |
2 |
6 |
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan |
2 |
2 |
2 |
7 |
Bahasa Indonesia |
4 |
4 |
4 |
8 |
Bahasa Arab |
4 |
2 |
2 |
9 |
Matematika |
4 |
4 |
4 |
10 |
Sejarah Indonesia |
2 |
2 |
2 |
11 |
Bahasa Inggris |
3 |
3 |
3 |
KELOMPOK B (UMUM) |
|
|
|
|
1 |
Seni Budaya |
2 |
2 |
2 |
2 |
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan |
2 |
2 |
2 |
3 |
Prakarya dan Kewirausahaan |
2 |
2 |
2 |
4 |
Muatan Lokal |
- |
- |
- |
KELOMPOK C (PEMINATAN) C1 Dasar Bidang Keahlian |
|
|
|
|
1 |
Fisika |
2 |
2 |
- |
2 |
Kimia |
2 |
2 |
- |
3 |
Biologi |
2 |
2 |
- |
C2 Dasar Program Keahlian |
18 |
- |
- |
|
C3 Paket Keahlian |
- |
18 |
24 |
|
Jumlah |
57 |
55 |
55 |
B. KURIKULUM PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
MATA PELAJARAN |
ALOKASI WAKTU PERPEKAN |
|||||||
X |
XI |
XII |
||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
||
1 |
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
2 |
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
|
3 |
Bahasa Indonesia |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
4 |
Matematika |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
|
5 |
Sejarah Indonesia |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
6 |
Bahasa Inggris |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
||
1 |
Seni Budaya |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
|
2 |
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
3 |
Prakarya dan Kewirausahaan |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
|
JUMLAH A dan B |
26 |
26 |
19 |
19 |
18 |
18 |
||
MUATAN PEMINATAN KEJURUAN |
||||||||
C1. DASAR BIDANG KEAHLIAN |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
Fisika |
2 |
2 |
2 |
2 |
- |
- |
|
2 |
Kimia |
2 |
2 |
2 |
2 |
- |
- |
|
3 |
Biologi |
2 |
2 |
2 |
2 |
- |
- |
|
C2 DASAR DAN PROGRAM KEAHLIAN |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
Dasar-dasar budidaya perikanan |
4 |
4 |
- |
- |
- |
- |
|
2 |
Pengelolaan kualitas air |
3 |
3 |
- |
- |
- |
- |
|
3 |
Kesehatan Ikan |
3 |
3 |
- |
- |
- |
- |
|
4 |
Produksi Pakan Alami |
4 |
4 |
- |
- |
- |
- |
|
5 |
Produksi Pakan Buatan |
4 |
4 |
- |
- |
- |
- |
|
C3. KOMPETENSI KEAHLIAN |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
Tekhnik Pengembangbiakan Komoditas Perikanan |
- |
- |
7 |
7 |
8 |
8 |
|
2 |
Tekhnik Pendederan Komoditas perikanan |
- |
- |
6 |
6 |
6 |
6 |
|
3 |
Tekhnik Pembesaran Komoditas Perikanan |
- |
- |
7 |
7 |
7 |
7 |
|
4 |
Tekhnik Penanganan Pasca Panen |
- |
- |
4 |
4 |
4 |
4 |
|
5 |
Produk Kreatif Dan Kewirausahaan |
- |
- |
5 |
5 |
5 |
5 |
|
6 |
Budidaya Perikanan |
- |
- |
7 |
7 |
8 |
8 |
|
7 |
Budidaya Crustacea |
- |
- |
7 |
7 |
8 |
8 |
|
8 |
Budidaya Kekarangan |
- |
- |
6 |
6 |
6 |
6 |
|
9 |
Budidaya Rumput Laut |
- |
- |
7 |
7 |
7 |
7 |
|
10 |
Budidaya Perikanan |
- |
- |
4 |
4 |
4 |
4 |
|
Jumlah C (C1, C2, C3) |
22 |
22 |
29 |
29 |
30 |
30 |
||
TOTAL |
48 |
48 |
48 |
40 |
40 |
40 |
C. KURIKULUM BUDIDAYA PERIKANAN
MATA PELAJARAN |
ALOKASI WAKTU PERPEKAN |
|||||||
X |
XI |
XII |
||||||
|
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
||
1 |
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
2 |
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
|
3 |
Bahasa Indonesia |
4 |
4 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
4 |
Matematika |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
4 |
|
5 |
Sejarah Indonesia |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
6 |
Bahasa Inggris |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
||
1 |
Seni Budaya |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
|
2 |
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
3 |
|
3 |
Prakarya dan Kewirausahaan |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
2 |
|
JUMLAH A dan B |
26 |
26 |
19 |
19 |
18 |
18 |
||
MUATAN PEMINATAN KEJURUAN |
||||||||
C1. DASAR BIDANG KEAHLIAN |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
Fisika |
2 |
2 |
2 |
2 |
- |
- |
|
2 |
Kimia |
2 |
2 |
2 |
2 |
- |
- |
|
3 |
Biologi |
2 |
2 |
2 |
2 |
- |
- |
|
C2. DASAR PROGRAM KEAHLIAN |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
Penanganan Bahan Hasil Perikanan |
4 |
4 |
- |
- |
- |
- |
|
2 |
Dasar Proses Pengeloaan Hasil perikanan |
3 |
3 |
- |
- |
- |
- |
|
3 |
Dasar Pengendalian Mutu Hasil Perikanan |
3 |
3 |
- |
- |
- |
- |
|
C3. KOMPETENSI KEAHLIAN |
|
|
|
|
|
|
||
1 |
Produksi Hasil Perikanan Secara Tradisional |
- |
- |
7 |
7 |
8 |
8 |
|
2 |
Produksi Olahan Diverifikasi Hasil perikanan |
- |
- |
6 |
6 |
6 |
6 |
|
3 |
Produksi Olahan Ekspor Hasil perikanan |
- |
- |
7 |
7 |
7 |
7 |
|
4 |
Produksi Olahan Non Ikan (Rumput Laut) dan Hasil Samping perikanan |
- |
- |
4 |
4 |
4 |
4 |
|
5 |
Pengembangan Produk Kreatif |
- |
- |
5 |
5 |
5 |
5 |
|
Jumlah C (C1, C2, C3) |
22 |
22 |
29 |
29 |
30 |
30 |
||
TOTAL |
48 |
48 |
48 |
40 |
40 |
40 |
Jumlah Peserta Didik[edit]
Siswa MAKN belum ada
Jumlah dan kualifikasi GTK[edit]
GTK MAKN belum ada
Sarana dan Prasarana pendidikan[edit]
No | Nama Gedung | Jumlah |
1 | Gedung RKB | 1 Gedung/6 Ruang |
2 | Gedung Asrama | 1 Gedung/16 Kamar |
3 | Meubelair |
Rencana pembiayaan pendidikan[edit]
Proses pembelajaran[edit]
Data proses pembelajaran tidak ada karena belum ada kegiatan pembelajaran
Sistem evaluasi pembelajaran dan program[edit]
Data sistem evaluasi pembelajaran dan program tidak ada karena belum ada kegiatan evaluasi pembelajaran
Organisasi dan manajemen[edit]
- Kepala Madrasah mempunyai tugas memimpin dan mengawasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di Madrasah
- Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat, kearsiapn, pengetikan, penggandaan, keprotokoleran, hubungan masyarakat dan administrasi pengajaran
- Guru mempunyai tugas memberikan pendidikan dan pengajaran serta latihan kepada siswa dan melaksanakan kegiatan teknis kependidikan lainnya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Kepala Madrasah
Foto - Foto Madrasah
Surat Rekomendasi
Pemda Provinsi | Lihat |
Kemenag Kab/Kota | Lihat |
Pemda Kab/Kota | Lihat |
Kemenag Provinsi | Lihat |
RTTPM
Pelaksanaan Kurikulum | Lihat |
Jumlah Peserta Didik | Lihat |
Jumlah dan kualifikasi GTK | Lihat |
Sarana dan Prasarana pendidikan | Lihat |
Rencana pembiayaan pendidikan | Lihat |
Proses pembelajaran | Lihat |
Sistem evaluasi pembelajaran dan program | Lihat |
Organisasi dan manajemen | Lihat |
Data Tanah
Data Tanah | Lihat |