MADRASAH ALIYAH GEWAYANTANA LOHAYONG

Nama Madrasah MADRASAH ALIYAH GEWAYANTANA LOHAYONG
Jenjang MAN
Alamat Jl. Raya Lohayong - Lohayong 2, RT. 12 RW. 5 Kel. LOHAYONG II, Kec. SOLOR TIMUR FLORES TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR 86271
Kabupaten/Kota Flores Timur
Provinsi NUSA TENGGARA TIMUR
Kategori Madrasah Penegerian (Masyarakat)
Alasan Urgensitas

Latar Belakang[edit]

Pendidikan merupakan sebuah keharusan untuk membangun sebuah peradaban, masyarakat lohayong merupakan masyarakat muslim di pesisir pantai yang sebelum hadirnya Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong lulusan MTs N 3 Flores Timur melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas nya di luar lohayong, mayoritas penduduk lohayong merupakan nelayan yang mana penghasilan terbatas sehingga dari keadaan ini Keluarga Besar Gewayantana Lohayong Indonesia-Malaysia mengusulkan adanya Madrasah Aliyah di Lohayong.

Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong didirikan oleh Yaysan Gewayantana Perwakilan Khusus Lohayong pada tahun 2012, atas hasil Kesepakataan bersama Keluarga Besar Lohayong Solor Indonesia – Malaysia saat Reuni ke 2 tahun 2007. dalam perjalanan memasuki tahun ke sebelas, Madrasah Aliyah Gewayantana kian mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat maupun pemerintah. Bukti dukungan dan kepercanyaan dari masyarakat dan kementerian agama adalah:

  • Banyaknya orang tua/wali menyekolakan anaknya di madrasah ini.
  • partisipasi swadaya terhadap kebutuhan madrasah sangat tinggi, dibuktikan dengan hadir nya ruang kelas baru sebagai pemenuhan standar sarana ruang pembelajara yang memadai sepenuhnya didanai dari swadaya masyarakat.
  • wujud dan dukungan, kepercanyaan dari pemerintah adalah bantuan dari Kementerian Agama berupa:
    • Pembangunan Ruangan Kelas
    • Asrama Siswa
    • Laboratorium Komputer
    • Sanitasi
    • Rehab Ruang Belajar Siswa
    • Bantuan Prangkat Pembelajaran

Madrasah Aliyah Gewayantana hadir untuk mewujudkan pendidikan madrasah yang berkarakter bagi putra/putri bapak/ibu dengan dasar IMPTAQ dan IPTEK. sehingga mereka terdidik tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi cerdas juga secara spiritual karena landasan aqidah yang kuan serta akhlak yang mulia.

Sebelas tahun madrasah ini telah bergerak, dengan keyakinan kami bahwa keadaan saat ini masih membutuhkan perhatian pemerintah sehingga besar harpakan kami Madrasah Aliyah Gewayatnana Lohayong ini dapat di negerikan sehingga segala proses pendidikan lebih memadai dan menghasilkan generasi-generiasi unggul, kreatif, dan invatif.

Bentuk dan Nama Madrasah[edit]

a. Sejarah Singkat Pendirian Madrasah

Madrasah Aliyah Gewayantan Lohayong merupakan lembaga formal yang didirikan oleh Yayasan Gewayantana Lohayong Perwakilan Khusus Lohayong atas Hasil Kesepekatan Reuni Ke 2 Keluarga Besar Lohayong Solor Indonesia – Malaysia pada tahun 2007, Sehingga pada tanggal 12 Desember 2012 Tahun Pelajaran 2012/2013 berdirinya Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong di Desa Lohayong II.

Awal pendirian madrasah menggunakan ruang kelas MTsN 3 Flores Timur, proses pembelajaran dilaksanakan pada siang hari berjalan selama 1 tahun. seluruh pengajar pada MTsN 3 Flroes Timur di wajibakan untuk menjadi guru pada Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong. Kepala Madasah pertama Bapak Misbah Suban Wotan, S.Ag sekaligus menjadi promotor pendirian Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong dan disaat bersamaan beliau menjadi Kepala MTsN Flores Timur.

Pada tahun ke 2 tahun 2013 Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong mendapatkan bantuan 2 lokal ruang kelas dari Dana Kementerian Agama. Ditahun yang sama proses pembelajaran dilaksanakan dipagi hari sampai saat ini.

b. Profil Madrasah

  • Nama Madrasah                      : Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong
  • Program/Peminatan                 : Ilmu Pengetauhan Sosial (IPS) 2.  Ilmu Pengetauhan Alam (IPA)
  • Alamat                                    : Desa Lohayong 2 Kecamata Solor Timur Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur
  • Kategori Daerah                      : Pedesaan – Pesisir
  • E-mail                                      : masgewayantanalohayong@gmail.com
  • Website                                   : https://magewayantanalohayong.sch.id
  • Tahun Berdiri                          : 2012 (TP. 2012/2013)
  • Nomor/Tgl. SK Pendirian       : Prwkln.LS-1099/A/YGT-KBLS/2012  Tanggal 22 April 2012
  • Nomor Izin Operasional          : KW.20.2/2/PP.00.11/5981/2012  Tanggal 12 Desember 2012
  • NSM                                       : 131-2-53-06-0004
  • NPSN                                      : 60728188
  • Terakreditasi                           : B - Tahun 2023
  • Waktu Belajar                         : Pagi sd. Siang Hari (06.45 sd. 13.30 wita)
  • NPWP Madrasah                    : 00.937.125.3-921.000
  • Yayasan Penyelenggara          : Yayasan Gewayantana

c. Asal Usul Nama Madrasah/Filosofi.

Nama Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong diambil dari nama Yayasan Gewayantana Keluarga Besar Lohayong Solor.

Kata gewayantana berasal dari bahasa Lamaholot yang berarti "mengabdi pada negeri". Nama ini dipakai untuk menunjukkan bahwa kehadiran Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong merupakan bentuk pengabdian Keluarga Besar Lohayong Solor terhadap bangsa dan negara ini, sebagai hasrat Keluarga Besar Lohayong Solor untuk turut serta dalam investasi manusia.

Gambaran dan Tata Ruang Madrasah[edit]

Tata Letak Madrasah:

A. Keamanan

Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong memiliki tata ruang aman karena:

  • Memeiliki tenaga pengaman madrasah
  • Masyarakat peduli terhadap madrasah yang dibangun atas keiginan bersama
  • Warga madrasah bahu membahu menjaga keamaan dan ketertiban madrasah sehingg terjadi lingkungan madrasah yang aman dan yaman.

B. Kesehatan

Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong memiliki kebersihan yang cukup dan letak kelas dan pembuangan sampah jauh sehingga aman bagi siswa

C. Penghijauan

Madrasah Aliyah Gewayatnana Lohayong memiliki tanaman “wao” untuk memperindah/menyejukan halaman madrasah yang mana kondisi geografis kita tandus dan gersang

D. Akses

Madrasah Aliyah Gewayatana Lohayong sangat dekat karena jarak antar ruangan tidak terlalu jauh sehingga memudahkan guru dan siswa melaksanakan pembelajaran.

Gambaran Kondisi Geografis dan Demografis[edit]

Menceritakan letak madrasah di kondisi geografis wilayah, batas batas wilayah, kepadatan penduduk, budaya dan adat penduduk, letak madrasah yang aman dari potensi potensi bencana alam besar maupun kecil, potensi keamanan dari wilayah sekitar yang menyebabkan bencana/kecelakaan

Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong terletak di sebelah Selatan Desa, Berbatasan dengan Desa Lohayong di sebalah Timur dan Desa Lewogeka di sebelah Selatan berjarak ±3 km dari Kecamatan Solor Timur dan Polres Solor.

Adapun batas-batas wilayah Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong adalah sebagai berikut:

  • Sebelah Selatan      : Berbatasan dengan MIN 2 Flores Timur
  • Sebelah Timur        : Berbatasan dengan Kali Mati
  • Sebelah Utara         : Berbatasan dengan MTsN 3 Flores Timur
  • Sebelah Barat         : Berbatasan dengan Lorong Desa

Melihat dari data di atas, MTs Ash-Shiddiqiyyah cukup kondusif untuk mengadakan kegiatan pembelajaran, karena jauh dari keramaian, transportasi yang menghubungkan madrasah dengan daerah sekitarnya juga tidak sulit ditemui karena dekat dengan jalan raya, sehingga masih mudah dijangkau oleh semua siswa dari segala penjuru. Dengan dekat dari pemukiman penduduk diharapkan adanya kerja sama yang baik dan dapat memberikan dukungan dalam bermasyarakat di luar sekolah secara langsung.

Gambaran Analisis SWOT[edit]

Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah atas yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berakhlak mulia. Melalui analisis SWOT, kita bisa melihat dengan lebih jelas kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong dalam upaya memberikan pendidikan yang lebih baik bagi siswanya.

1. Kekuatan (Strengths)

Seperti yang kita tahu, Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong memiliki beberapa kekuatan yang dapat menjadi modal untuk mencapai keberhasilan dalam menjalankan pendidikannya. Salah satunya adalah sistem kurikulum yang menitik beratkan pada pengajaran agama dan keilmuan. Melalui pendekatan yang holistik, Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong mampu membentuk siswa yang memiliki pengetahuan agama yang kuat, keterampilan akademik yang tinggi, serta integritas moral yang tinggi.

Di samping itu, dukungan dari para guru yang kompeten dan berdedikasi juga menjadi kekuatan Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi teladan yang baik bagi siswa. Pendidikan berkualitas tentunya membutuhkan guru yang berkualitas pula, dan hal ini terpenuhi di Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong.

2. Kelemahan (Weaknesses)

Tidak ada institusi yang sempurna, termasuk Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong. Salah satu kelemahan yang umumnya ditemui adalah terbatasnya sumber daya. Terbatasnya dana, fasilitas, dan jumlah staf dapat mempengaruhi kemampuan Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong dalam menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk proses belajar mengajar.

Selain itu, terkadang ada masalah dalam pencapaian hasil belajar siswa. Meskipun Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong menitikberatkan pada pembentukan karakter dan nilai-nilai keagamaan, hasil ujian akademik yang memadai juga sangat penting. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan strategi yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswa baik dalam hal agama maupun akademik.

3. Peluang (Opportunities)

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Madrasah Aliyah juga memiliki peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Salah satu peluang yang cukup signifikan adalah meningkatnya minat masyarakat terhadap pendidikan agama yang berkualitas. Dengan semakin banyaknya orang tua yang menyadari pentingnya pendidikan agama, Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong dapat memperluas jaringan dan meningkatkan kapasitasnya sebagai lembaga pendidikan yang disegani.

Selain itu, perkembangan teknologi informasi juga memberikan peluang bagi Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong untuk meningkatkan mutu pendidikan. Penggunaan media pembelajaran interaktif, pembelajaran berbasis online, dan berbagai aplikasi pendidikan dapat membantu menciptakan suasana yang lebih menarik dan efektif bagi siswa dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

4. Ancaman (Threats)

Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong juga harus menghadapi beberapa ancaman yang dapat mempengaruhi jalannya pendidikan. Salah satunya adalah persaingan dengan sekolah-sekolah lain. Lingkungan pendidikan yang semakin kompetitif menuntut Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong untuk terus berinovasi dalam menyediakan program pendidikan yang menarik bagi siswa.

Ancaman lainnya adalah perubahan kebijakan pemerintah terkait pendidikan dan pengelolaan madrasah. Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan kebijakan yang cukup signifikan. Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong perlu terus memantau dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut agar tetap dapat memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal.

Menyongsong Masa Depan yang Lebih Baik

Analisis SWOT adalah langkah awal yang penting bagi Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong dalam merumuskan strategi agar dapat menghasilkan pendidikan yang lebih baik. Dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki, serta mengatasi kelemahan dan ancaman yang ada, Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong dapat menjadi lembaga pendidikan yang unggul dalam pembentukan karakter dan prestasi akademik siswanya. Hal ini akan berdampak positif bagi masyarakat dan bangsa secara keseluruhan.

Analisis SWOT ini bertujuan untuk melihat posisi dan kondisi Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong dalam menghadapi perubahan lingkungan yang ada.

Kekuatan (Strengths)

Kekuatan Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong bisa mencakup beberapa aspek seperti:

  • Kurikulum yang relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tantangan masa depan.
  • Kualitas pengajaran yang baik dan tenaga pengajar yang berkualifikasi.
  • Fasilitas yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran.
  • Lingkungan yang kondusif untuk belajar dan berkembang.
  • Hubungan yang baik antara guru, siswa, dan orang tua siswa.

Kelemahan (Weaknesses)

Beberapa kelemahan yang mungkin dimiliki oleh Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong meliputi:

  • Ketidakseimbangan antara bidang akademik dan non-akademik.
  • Keterbatasan infrastruktur dan fasilitas yang kurang memadai.
  • Keterbatasan sumber daya manusia dalam hal jumlah dan kualitas.
  • Kurangnya pengembangan kurikulum yang inovatif.
  • Kurangnya keterlibatan siswa dalam pengambilan keputusan.

Peluang (Opportunities)

Peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong antara lain:

  • Adanya program-program ekstrakurikuler yang dapat meningkatkan kreativitas siswa.
  • Ketersediaan teknologi informasi yang memudahkan akses dan penyebaran informasi.
  • Meningkatnya minat masyarakat terhadap pendidikan agama.
  • Kerjasama dengan institusi pendidikan atau lembaga pemerintah yang dapat memberikan dukungan.
  • Penyusunan rencana strategis Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong yang sesuai dengan kebutuhan masa depan.

Ancaman (Threats)

Ancaman yang mungkin dihadapi oleh Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong meliputi:

  • Persaingan antara Madrasah Aliyah dengan lembaga pendidikan formal dan non-formal lainnya.
  • Perubahan regulasi pendidikan yang dapat mempengaruhi keberlangsungan Madrasah.
  • Perubahan pola pikir masyarakat terhadap pendidikan agama.
  • Keterbatasan dana yang dapat mempengaruhi pengembangan Madrasah.
  • Ketidakstabilan politik atau konflik sosial yang berdampak pada proses pembelajaran.

Gambaran Ekologis Madrasah[edit]

Menceritakan madrasah yang memiliki potensi perluasan lahan, pemanfaatan lahan yang tidak dibangun, pemanfaatan yang mengasilkan uang bagi madrasah

Penjelasan tentang lokasi madrasah tidak mengganggu lingkungan.

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa lokasi Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong jauh dari kebisingan begitupun pola hidup masyarakat sekitarnya. Pola hidup masyarakat di lokasi Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong sangat kurang dalam menggunakan sumber daya alam dan harta pribadi. Mereka menggunakan sumber daya alam dan harta pribadi sekedar memenuhi kebutuhan mereka yang tidak banyak.

Lingkungan sekitar lokasi Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong sangat ramah lingkungan dilihat dari aktifitas penduduknya yang jauh dari kesibukan penggunaan transportasi bermotor, sehingga udara di sekitar Madrasah Ibtidaiyah Nur Ilmi 98% bersih dari polusi, dan lingkungannya tidak tercemar limbah karena bukan daerah industri dan bukan daerah pertambangan yang mengganggu ekosistem lingkungan hidup dengan kegiatan penebangan pohon dan kebisingan alat-alat pertambangan yang digunakan.

Penggunaan energi di sekitar lokasi Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong hanya dalam sektor transportasi dan rumah tangga. Energi yang digunakan dalam rumah tangga masih rendah dilihat dari peralatan rumah tangga yang tidak banyak menggunakan energi elektronik yang butuh listrik. Dapat digambarkan kehidupan penduduk sekitar sekitar lokasi Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong 950% berjalan secara alami dengan maksud menjalani kehidupan mereka dengan cara yang konsisten dengan keberlanjutan, keseimbangan alam dan menghargai hubungan simbiosis antara manusia dengan ekologi dan siklus alam.

Apakah madrasah berada pada daerah resapan air misalnya berada pada hutan lindung.

Keberadaan Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong dalam perspektif ekologis Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong di bangun dengan memperhatikan ekosistem lingkungan sekitar agar terjadi interaksi konstruktif dan saling mempengaruhi demi kebaikan satu sama lain. Pendirian Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong tidak menjadi gangguan fungsi satu atau beberapa unsur dalam sistem yang akan memberi dampak negatif terhadap fungsi sub sistem yang lain. Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong dan alam sekitar sebagai suatu sistem yang membentuk suatu jaringan kehidupan. Posisi Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong tidak mengabaikan peran makhluk lainnya, juga tidak memandang Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong berada di luar sistem, tetapi bagian dari suatu ekosistem. Keserasian hubungan antara Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong dan lingkungannya dipelihara untuk mempertahankan sistem ekologis.

Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong yang letak geografisnya di dataran pesisir pantai dan pedesaan memiliki sumber daya alam kelautan menjadi tumpuan harapan penduduk. Pembangunan Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong bertujuan memberikan kontribusi pembangunan budaya, skill, dan ilmu pengetahuan melalui pendidikan demi terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan baik sehingga terjadi interaksi positif dan harmonis antara manusia dan alamnya.

Berdirinya Madrasah Aliyah Gewayantana tidak menjadi gangguan yang menyebabkan perubahan fungsi komponen-komponen linkungan hidup dan sumber daya alam lainnya. Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong memelihara proses ekologis yang esensial sebagai bagian dari upaya keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan. Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong berkomitmen untuk memelihara dan melestarikan potensi kekayaan sumber daya alam dan lingkungan dari berbagai macam ancaman.

Tanah lokasi Sebelum  di bangun gedung Madrasah Ibtidaiyah Nur Ilmi digunakan untuk perkebunan. Kemudian dibangun Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong yang terletak di antara area pemukiman penduduk

Gambaran Prospek Potensi Siswa[edit]

Perikanan

Gambaran Kebutuhan Masyarakat akan Lulusan[edit]

1. Kebutuhan Masyarakat terhadap Lulusan Madrasah.

Untuk memberikan jaminan bahwa setiap warga masyarakat di kawasan Kecamatan Solor Timur dapat memperoleh pendidikan, perlu adanya pendidikan yang menampung lulusan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dengan demikian seluruh masyarakat  akan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan sesuai dengan cita-cita proklamasi yang dituangkan di dalam pembukaan UUD 45 yaitu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.  Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.  Pasal 5 ayat(1) menyatakan : “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.

Untuk memenuhi hak tersebut masyarakat memerlukan lembaga pendidikan yang bisa mendidik putra-putrinya dengan akses yang lebih cepat, mudah dan murah. Masyarakat sekitar sangat membutuhkan madrasah yang dekat agar dapat meringankan biaya putra-putrinya dan tidak kesulitan untuk sekolah. Adapun bentuk apreasi masyarakat sebagai berikut:

  • Masyarakat menghadiri pertemuan undangan dari sekolah.
  • Anggota madrasah menjadi pembicara di luar madrasah dengan masyarakat.
  • Masyarakat menjadi pengurus organisasi di madrasah.
  • Madrasah menjadikan orang tua sebagai partner pendidik.
  • Menjalin komunikasi yang interaktif antara masyarakat dan madrasah.

2. Dukungan  masyarakat sekitar keberadaan lokasi madrasah

Unsur-unsur  masyarakat yang menjalin kerjasama dengan Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong diantaranya adalah orang tua siswa, warga, dan lembaga masyarakat sekitar madrasah, tokoh masyarakat, lembaga agama, organisasi kemasyarakatan, pemerintah setempat, petugas keamanan dan ketertiban, sesama lembaga madrasah dan sekolah, pengusaha/pedagang. Oleh karena Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong berada di dalam masyarakat, maka Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong siap merespon masukan dan umpan balik dari masyarakat demi berlangsungnya penegrian Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong.

Keterlibatan orang tua sebagai bentuk peran serta masyarakat itu dibentuk dalam wadah komite. Salah satu cara memfungsikan masyarakat sebagai stakeholder tersebut adalah dengan menggunakan prinsip perwakilan, yaitu memilih sejumlah kecil dari seluruh anggota masyarakat untuk melaksanakan fungsi-fungsi kontrol, pemberi masukan, pemberi dukungan, serta fungsi mediator antara masyarakat dengan lembaga-lembaga pendidikan.

3. Lulusan Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong diprioritaskan masuk perguruan tinggi negeri

Madrasah  Aliyah Gewayantana Lohayong memprioritaskan lulusan nya untuk masuk ke perguruan tinggi negeri dengan jalur yang telah ditetakan oleh pemerintah, lulusan yang telah bergabung di beberpa kampus negeri diantara:

  • a. Universitas Nusa Cendana (Beasiswa Bidikmisi/KIP Kuliah & UKT)
  • b. Universitas Islam Negeri Makasar (UKT)
  • c. Universitas Negeri Makasar (Beasiswa KIP Kuliah)
  • d. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ( UKT)
  • e. Universitas Muslim Indonesia (Makasar) (UKT)

Dengan bergabungnya lulusan Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong ke perguruan tinggi negeri besar harapan kami kualitas, kemampuan bisa diandalkan ketika kembali ke masyarakat.

Penutup (dan harapan)[edit]

Dapat kami ambil kesimpulan dalam beberapa hal yang menjadi latar belakang penegrian lembaga Madrasah Aliyah Geayantana Lohayong ini maka sangat dimungkinkan keberadaan Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong menjadi sebuah lembaga pendidikan yang keberadaannnya benar-benar mencerdaskan anak bangsa dan mencetak SDM yang kompeten serta memberi peluang sekaligus mewadahi bagi siswa-siswi lulusan SMP/MTs atau yang sederajat dengan latar belakang ekonomi menengah kebawah yang nantinya bisa diharapkan menjadi siswa-siswi yang berimtaq dan beriptek yang siap bersaing dengan lulusan lembaga lain.

Demikian pengajuan penegrian Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong Desa Lohayong II Kecamatan Solor Timur Kabupaten Flores Timur, dengan dukungan dan partisipasi semua pihak sangat kami harapkan demi kelancaran dan tercapainya rencana yang dimaksud. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Pelaksanaan Kurikulum[edit]

1. STRUKTUR KURIKULUM

https://drive.google.com/file/d/1UHc1jRDDeXgEERasV0gnH_2EIYSFIvFF/view?usp=sharing

2. PENDIDIKAN NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

https://drive.google.com/file/d/1W7U_0drr4SWJRqX58eMCxEDjkWXOr4xQ/view?usp=sharing

3. PROGRAM UNGGULAN

https://drive.google.com/file/d/1C8Ec3sn7hSuZlQc11wFFWT5SWPJ4m0E3/view?usp=sharing

Jumlah Peserta Didik[edit]

DATA SISWA

 

Program/Jurusan/Peminatan dan Jumlah Romobongan Belajar

NO.

PROGRAM/PEMINATAN

KELAS

ROMBONGAN BELAJAR

 

  1.  

 

 

 IPS

 

X

1

X – IPS

XI

1

XI – IPS

XII

1

XII – IPS

 

  1.  

 

 IPA

X

1

X – IPA

XI

1

XI – IPA

XII

1

XII – IPA

JUMLAH

6

 

 

Keadaan Peserta Didik

1. Keadaan Jumlah Siswa per Kelas (Rombel) pada Awal Tahun Pelajaran 2020/2021:

Rombongan Belajar

Program/Jurusan

 Jmlh

IPA IPS
  1.  
  1.  
Jmlh
  1.  
  1.  
Jmlh
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
Jmlh
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 

Keadaan Peserta Didik

2. Keadaan Jumlah Siswa per Kelas (Rombel) pada Awal Tahun Pelajaran 2021/2022:

Rombongan Belajar

Program/Jurusan

Jmlh
IPA IPS
  1.  
  1.  
Jmlh
  1.  
  1.  
Jmlh
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
Jmlh
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

Keadaan Peserta Didik

  1. Keadaan Jumlah Siswa per Kelas (Rombel) pada Awal Tahun Pelajaran 2022/2023:

Rombongan Belajar

Program/Jurusan

Jmlh
IPA IPS
  1.  
  1.  
Jmlh
  1.  
  1.  
Jmlh
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
Jmlh
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

3. Jumlah Madrasah/sekolah yang menjadi potensi siswa.

No

Nama Madrasah/Sekolah

1

  MTs N 3 Flores Timur

2

  MTs Madinatunnajah

3

  SMP 1 Solor Timur

4

  SMP Satu Atap Watanhura

5

  MTs Lamawai

Jumlah dan kualifikasi GTK[edit]

DATA GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

 

1. Data Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

NO

KETERANGAN

JUMLAH

PENDIDIK/GURU

 

1.

 Guru PNS diperbantukan

-

Orang

 

  • Laki-Laki

-

Orang

 

  • Perempuan

-

Orang

2.

 Guru Tetap Yayasan (Honorer Tetap Yayasan)

18

Orang

 

  • Laki-Laki

9

Orang

 

  • Perempuan

9

Orang

3.

 Guru Tidak Tetap (Honorer Tidak Tetap)

3

Orang

 

  • Laki-Laki

2

Orang

 

  • Perempuan

1

Orang

4.

 Guru Berpendidikan Terakhir S-2 sd. S-3

-

Orang

 

  • Laki-Laki

-

Orang

 

  • Perempuan

-

Orang

5.

 Guru Berpendidikan Terakhir S-1/Diploma 4

18

Orang

 

  • Laki-Laki

9

Orang

 

  • Perempuan

9

Orang

6.

 Guru Berpendidikan Terakhir di bawah S-1

-

Orang

 

  • Laki-Laki

-

Orang

 

  • Perempuan

-

Orang

 KETERANGAN:

*Semua guru pada Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong berkualifikasi S-1 Pendidikan.

 TENAGA KEPENDIDIKAN

1.

 Pegawai Administrasi PNS diperbantukan tetap

-

Orang

 

  • Laki-Laki

-

Orang

 

  • Perempuan

-

Orang

2.

 Pegawai Administrasi Tetap Yayasan (Honorer)

2

Orang

 

  • Laki-Laki

1

Orang

 

  • Perempuan

3

Orang

3.

 Pegawai Administrasi Tidak Tetap

-

Orang

 

  • Laki-Laki

-

Orang

 

  • Perempuan

-

Orang

4.

 Pegawai Berpendidikan Terakhir S-1/Diploma 4

2

Orang

 

  • Laki-Laki

-

Orang

 

  • Perempuan

2

Orang

5.

 Pegawai Berpendidikan Terakhir Diploma 1 - 3

-

Orang

 

  • Laki-Laki

-

Orang

 

  • Perempuan

-

Orang

6.

 Pegawai Berpendidikan Terakhir SMA/MA/SMK

1

Orang

 

  • Laki-Laki

1

Orang

 

  • Perempuan

-

Orang

           

2. Semua guru pada Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong belum:

  • Sertifikasi
  • TPG, dan
  • Inpasing

3. Status Kepegawaian

NO.

JABATAN

STATUS

  1.  

 Kepala Madrasah

Non-PNS

  1.  

 Semua Guru/Tenaga Kependidikan

Non-PNS

  1.  

 Semua Tenaga Kependidikan

Non-PNS

Sarana dan Prasarana pendidikan[edit]

1. Kondisi Sarana dan Prasarana

NO

JENIS SARPRAS

KONDISI
BAIK RUSAK
RINGAN SEDANG BERAT
  1.  

 Ruang Kelas

  1.  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Perpustakaan

  1.  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Laboratorium MIPA

  1.  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Laboratorium Bahasa

  •  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Laboratorium Komputer

  1.  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Ruang Tata Usaha

  •  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Ruang Praktek TIK

  •  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Ruang Kepala Madrasah

  •  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Ruang Guru

  1.  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Ruang BP/BK

  •  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 WC Guru

  1.  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 WC Siswa

  1.  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Kantin (darurat)

  1.  
  •  
  •  
  •  
  1.  

 Kamar Asrama Putera

  1.  

Dipakai untuk Ruang TU

  1.  

 Kamar Asrama Puteri

  1.  

Dipakai untuk Ruang Kamad

2. Analisis Kebutuhan Sarana Prasarana

NO

JENIS SARANA PRASARANA

JUMLAH

Tersedia

Kebutuhan

Kurang

  1.  

 Mushalla Madrasah/unit gedung

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Ruang Kelas

  1.  
  •  
  •  
  1.  

 Perpustakaan/unit gedung

  1.  
  •  
  •  
  1.  

 Laboratorium MIPA/unit gedung

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Laboratorium Bahasa/unit gedung

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Laboratorium Komputer/unit gedung

  1.  
  •  
  •  
  1.  

 Ruang Tata Usaha

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Ruang Praktek TIK

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Ruang Kepala Madrasah

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Ruang Guru

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Ruang BP/BK

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Ruang UKS

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 WC Guru

  1.  
  •  
  •  
  1.  

 WC Siswa

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Ruang Asrama Putera

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Ruang Asrama Puteri

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 LCD Proyektor Pembelajaran

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Buku Paket Siswa semua MP

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Kursi Siswa

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Meja Siswa

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Meja Guru dalam Ruang Kelas

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Meja Guru dalam Ruang Guru

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Kursi Guru dalam Ruang Kelas

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Kursi Guru dalam Ruang Guru

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Komputer Praktek

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Komputer Tata Usaha

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Laptop

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Printer

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Lemari Tata Usaha

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Lemari Ruang Kelas

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Lemari Ruang Kepala Madrasah

  1.  
  1.  
  •  
  1.  

 Lemari Ruang BP/BK

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Perlengkapandan Peralatan UKS 

 (pkt)

  •  
  1.  
  1.  
  1.  

 Lemari/Rak Buku

  1.  
  1.  
  1.  
  1.  

 Perlengkapan Olahraga

 

 

 

  1. Bola Kaki
  1.  
  1.  
  1.  
  1. Bola Volly
  1.  
  1.  
  1.  
  1. Peralatan Volly
  1.  
  •  
  •  
  1. Peralatan Bulutangkis (pkt)
  1.  
  1.  
  1.  
  1. Peralatan Pingpong (pkt)
  •  
  1.  
  1.  
  1. Peralatan Futsal
  1.  
  1.  
  1.  
  1. Peralatan Atletik (pkt)
  1.  
  •  
  •  
  1.  

 Perlengkapan Kesenian

 

 

 

  1. Marawis (pkt)
  1.  
  •  
  •  
  1. Qosidah (pkt)
  •  
  1.  
  1.  
  1. Drum Band (pkt)
  •  
  1.  
  1.  

 

  1. Band Madrasah (pkt)
  •  
  1.  
  1.  

 

Rencana pembiayaan pendidikan[edit]

SOTK (DIPA MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 FLORES TIMUR)

terlampir

Proses pembelajaran[edit]

  1. Pengertian Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa untuk menuju tujuan yang lebih baik. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001:461).

Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Menurut pendapat Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien”. Sejalan dengan itu, Jogiyanto 7 8 (2007:12) juga berpendapat bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan-perubahan sementara.

Pengertian proses pembelajaran antara lain menurut Rooijakkers (1991:114): “Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan program pendidikan” Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Winkel (1991:200) “proses pembelajaran adalah suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

Proses pembelajaran pada Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong apat dikatakan sebagai proses pembelajaran antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi berupa pengetahuan yang bermanfaat dalam diri siswa dan menjadikan landasan belajar yang berkelanjutan. Selain itu diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif, efektif dan efisien.

 

  1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka (Dahar, 1996:106). Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan moral), dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat oleh pendapat Blomm yang membagi tiga kategori dalam tujuan pembelajaran yaitu: 1) Kognitif, 2) Afektif, 3) Psikomotorik (Nasution, 1998:25). Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individu mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual. Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut juga perkembangan moral. Sedangkan tujuan psikomotorik adalah menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur-unsur motorik sehingga siswa mengalami perkembangan yang maju dan positif. Tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa atau peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru haruslah bermanfaat bagi siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa supaya tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal.  . Berdasarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran pada Madrasah Aliyah Gewayantana lohayong  adalah sebagai upaya membekali diri siswa dengan kemampuan-kemampuan yang bersifat pengalaman, pemahaman moral dan keterampilan sehingga mengalami perkembangan positif.

 

  1. Komponen-komponen Pembelajaran

Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak didukung dengan komponen-komponen dalam pembelajaran, karena antara proses pembelajaran dengan komponen pembelajaran saling berkaitan dan membutuhkan. Komponen dalam pembelajaran sangat penting keberadaannya karena dengan pembelajaran diharapkan perilaku siswa akan berubah ke arah yang positif dan diharapkan dengan adanya proses belajar mengajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa. Keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran merupakan indikator pelaksanaan kurikulum yang telah dibuat oleh lembaga bimbingan belajar, sehingga dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga memungkinkan dan mendorong siswa untuk mengembangkan segala kreatifitasnya dengan bantuan guru. Peranan guru di sini 11 sangatlah penting, yaitu guru harus menyiapkan materi dan metode pembelajaran, serta guru juga harus mengetahui dan memahami keadaan siswanya demi kelancaran pembelajaran. Adapun komponen yang mempengaruhi berjalannya suatu proses pembelajaran menurut Zain dkk (1997:48), dalam kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa komponen pembelajaran yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu: 1) guru, 2) siswa, 3) materi pembelajaran, 4) metode pembelajaran, 5) media pembelajaran, 6) evaluasi pembelajaran. Beberapa komponen pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai beriku:

  1. Guru

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, karena guru memegang peranan yang sangat penting antara lain menyiapkan materi, menyampaikan materi, serta mengatur semua kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran musik, peran seorang guru diperlukan untuk memberikan pembelajaran dan mengatur serta membentuk siswa dalam kelas band guna tercapai sumber daya manusia yang potensial. Menurut pendapat Sardiman (1990:123), diungkapkan bahwa guru adalah “komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan”. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Zain dkk (1997:50), menyatakan bahwa dalam suatu proses belajar, siswa memerlukan seorang guru sebagai suatu sumber bahan dalam menyampaikan materi serta sejumlah ilmu pengetahuan guna berkembangnya pendidikan siswa dan sumber daya manusia.

Pada pembelajaran di Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong guru harus memahami karakteristik masing-masing siswa karena merupakan modal utama dalam menyampaikan materi serta menjadi indikator dari suksesnya pembelajaran. Selain itu guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberikan fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, karena guru memegang peranan yang sangat penting antara lain menyiapkan materi, menyampaikan materi, serta bertanggung jawab dan mengatur semua kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran.

  1. Siswa

Komponen lain yang juga berpengaruh terhadap jalannya suatu kegiatan belajar mengajar adalah siswa atau biasa juga disebut dengan peserta didik. Siswa sebagai individu adalah orang yang tidak bergantung pada orang lain dalam arti bebas menentukan sendiri dan tidak dipaksa dari luar, maka dalam dunia pendidikan siswa harus diakui kehadirannya sebagai pribadi yang unik dan individual (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:39). Setiap siswa memiliki karakteristik individual yang khas dan terus berkembang meliputi perkembangan emosional, moral, intelektual dan sosial. Perkembangan ini berpengaruh terhadap kemampuan siswa sebagai subjek pendidikan (Sunarto dan Hartono, 2002:181). Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa adalah peserta didik dengan pribadi unik yang menjadi subjek pendidikan. Keunikan siswa tampak dari perkembangan emosional, moral, intelektual dan sosial harus diakui dalam proses pendidikan. Karena itu, siswa adalah subjek aktif, bukan objek pendidikan

  1.  Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam hal ini Mukmin (2004:47) berpendapat: “Materi pembelajaran atau sering disebut materi pokok adalah pokok pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari mahasiswa/ siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator ketercapaian kompetensi” Nana dan Ibrahim (2003:100) mengatakan “materi pembelajaran merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan”. Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran.

Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator . Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.

 

Jenis-Jenis Materi Pembelajaran

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut:

  1. Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Indonesia.
  2. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran Biologi: Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ, dsb.
  3. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh, dalam mata pelajaran Fisika: Hukum Newton tentang gerak, Hukum 1 Newton, Hukum 2 Newton, Hukum 3 Newton, Gesekan Statis dan Gesekan Kinetis, dsb.
  4. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh, dalam mata pelajaran TIK: Langkah-langkah mengakses internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine, dsb.
  5. Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolongmenolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb. Contoh, dalam mata pelajaran Geografi: Pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup sebagai sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.

 

Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi

Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).

  1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya” (Ekonomi kelas X semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang hukum permintaan dan penawaran” (materi konsep), bukan Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu daftar transaksi (materi prosedur).
  2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.
  3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD). Adapun dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi Materi Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini: 1. potensi peserta didik; 2. relevansi dengan karakteristik daerah; 3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; 4. kebermanfaatan bagi peserta didik; 5. struktur keilmuan; 6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; 7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan 8. alokasi waktu.

 

Penentuan Cakupan dan Urutan Materi Pembelajaran

  1. Penentuan cakupan materi pembelajaran Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus memperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik. Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA, juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan reaksi kimianya. Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari dan di perguruan tinggi reaksi kimia dari proses fotosintesis semakin diperdalam. Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup:
  1. penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi;
  2. rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan;
  3. penerapan/aplikasi rumus menghitung laba dan rugi. Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI, salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik adalah ” Menulis surat dagang dan surat kuasa“. Setelah diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut termasuk jenis prosedur. Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari peserta didik agar mampu membuat Surat Dagang sekurang-kurangnya meliputi: (1) jenis surat niaga, (2) jenis perjanjian jual beli dan surat kuasa, (3) menulis surat perjanjian jual – beli dan surat kuasa sesuai dengan keperluan , (4) surat perjanjian jual – beli dan surat berdasarkan struktur kalimat dan EYD. 2. Urutan Materi Pembelajaran Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.

 

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.

  1. Pendekatan prosedural Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah: dalam menelpon, dalam mengoperasikan peralatan kamera video, cara menginstalasi program computer, dan sebagainya.
  2. Pendekatan hierarkis Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

 

  1. Penentuan Sumber Belajar

Berbagai sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Beberapa jenis sumber belajar antara lain: 1. buku 2. laporan hasil penelitian 3. jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) 4. majalah ilmiah 5. kajian pakar bidang studi 6. karya profesional 7. buku kurikulum 8. terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan 9. situs-situs Internet 10. multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb) 11. lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi) 12. narasumber Perlu diingat bahwa tidaklah tepat jika seorang guru hanya bergantung pada satu jenis sumber sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di samping itu, kegiatan pembelajaran bukanlah usaha mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku, tetapi membantu peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan sumber belajar maupun Bahan Ajar secara bervariasi, untuk pengembangan bahan ajar dapat berpedoman dengan panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMA.

 

  1.   Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan komponen yang diperlukan oleh guru setelah menentukan materi pembelajaran. Berbagai macam metode dapat digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan pembelajaran itu. Oleh karena itu dalam proses kegiatan belajar mengajar di MA Gewaynatan Lohayong metode sangat dibutuhkan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran musik tersebut. Sebelum metode itu diaplikasikan, terlebih dahulu harus dipahami arti dari metode itu sendiri. Definisi tentang metode sangat bermacam-macam namun pada dasarnya memiliki makna yang sama, di antaranya definisi metode menurut Djamarah (1991:72) mengemukakan metode adalah cara yang digunakan pada saat berlangsungnya pengajaran dengan mengatur sebaikbaiknya materi yang disampaikan agar memperoleh pembelajaran yang terencana untuk mencapai tujuan. Pendapat lain mengungkapkan Metode adalah “cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metodenya diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut” (Suryobroto, 1986:3). 18 Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh pendidik dalam berlangsungnya hubungan interaksi antara guru dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Pentingnya penggunaan metode dalam suatu proses pembelajaran, akan mempengaruhi serta hasil pembelajaran. Adapun jenis-jenis metode pembelajaran yaitu : 1) Metode ceramah. Metode ceramah menurut Sanjaya (2008:147) dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Pengertian senada juga diungkapkan oleh Hasibuan (2002:13), metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan yang ekonomis dan efektif untuk informasi dan pengertian. 19 Metode ini baik digunakan apabila disiapkan dengan baik, serta didukung dengan alat dan media. Metode ceramah digunakan oleh guru dalam menjelaskan materi pembelajaran di awal pertemuan , sebelum siswa melakukan kegiatan pembelajaran selanjutnya. Melalui metode ceramah diharapkan penyampaian materi dari pelatih kepada siswa dapat diterima dengan mudah. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan yang ekonomis dan efektif dari guru kepada siswa dalam menyampaikan materi pembelajaran. 2) Metode demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu, selain itu pada metode ini guru memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu, di mana keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak guru. Menurut Sudjana (1989:83) metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu para siswa untuk memperoleh 20 jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu, selain itu pada metode ini guru memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu, di mana keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak guru. Sejalan dengan pendapat tersebut, Mulyani dan Permana (1988:54) menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakan cara penyajian pelajaran dengan mempergunakan dan mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, situasi tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukan oleh guru atau sumber lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan terjadinya sesuatu yang sedang dipelajari siswa. Pada metode demonstrasi, guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih karena di sini guru akan menjadi contoh yang akan ditiru oleh siswa. 3) Metode diskusi Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsive berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan problematic (Sagala, 2005:208). Sedangkan menurut pendapat Suryosubroto (1997:179), yang mengemukakan bahwa metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan dalam memecahkan suatu masalah. Metode diskusi ini dimaksudkan untuk menampung sejumlah pendapat kemudian memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan beberapa pendapat dari anggota kelompok diskusi. 4) Metode latihan ( drill ) Menurut Sagala (2005:217), metode latihan atau drill adalah metode pembelajaran dengan cara mengulang-ulang, metode ini pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan dan keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Jadi metode latihan atau drill merupakan penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu guna memperoleh keterampilan, ketangkasan, kesempatan serta ketepatan. Pada metode ini siswa harus ikut serta dalam proses pembelajaran, karena proses keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode latihan akan mendapatkan hasil yang tidak terduga, sebab setiap latihan demi latihan yang dilakukan oleh siswa akan semakin berkembang dari waktu ke waktu (Zain dkk, 1997).

 

  1.   Media Pembelajaran

Suatu proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan maksimal apabila tidak didukung oleh media sebagai sarana untuk memudahkan seorang guru untuk berinteraksi dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Media merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik (Danim, 1995:7). Media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi agar dapat dipahami oleh siswa.

 

f.     Evaluasi Pembelajaran

Komponen yang terakhir pada bagian proses pembelajaran adalah evaluasi. Evaluasi menurut pendapat Suryobroto (1986:12) mengatakan: “Evaluasi merupakan barometer untuk mengukur tercapainya proses interaksi, dengan mengadakan evaluasi dapat mengontrol hasil belajar siswa dan mengontrol ketepatan suatu metode yang digunakan oleh guru sehingga pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal” Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Sudjana (2003:148), bahwa evaluasi bertujuan untuk melihat atau mengukur belajar para siswa dalam hal penguasaan materi yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada proses pembelajaran di kelas, evaluasi dilakukan diakhir latihan secara keseluruhan dari siswa setelah mnegikuti kegiatan proses pembelajaran. Maka daripada itu, diharapkan evaluasi sangat berpengaruh pada kemajuan kemampuan siswa untuk lebih baik. Evaluasi juga bertujuan untuk melihat ketuntasan anak dalam mencapai setiap indicator yang dipelajari. Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong berusaha menggunakan mastery learning ( ketuntasan belajar ) artinya setiap peserta didik harus mengikuti kegiatan evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar, sedangkan untuk yang belum tuntas KKM harus mengikuti pelajaran remidi, dan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.

  • Program Remedial (Perbaikan)
  1. Remidial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar dan/ atau indikator.
  2. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam pembelajaran.
  3. Kegiatan remidial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
  4. Penilaian dalam progam remedial dapat berupa tes maupun nontes
  5. Nilai remedial maksimum sama dengan KKM
  • Progam Pengayaan
  1. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap Kompetensi Dasar.
  2. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di luar jam pembelajaran.
  3. Penilaian dalam progam pengayaan dapat berupa tes maupun nontes
  4. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan

Sistem evaluasi pembelajaran dan program[edit]

  1. SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi dan penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilain dalam proses pembelajaran merupakan proses untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi infomrasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajara, evaluasi pembeljaran adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi infomasi secara sistematis untuk menetapkan ketercapaian tujuan pembelajara. Tujuannya adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta efektif falam pengajaran guru.

Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian, yang dalam prosesnya melalui tiga tahap, yaitu perencanaa, pelaksanaan, serta pengolahan hasil dan pelaporan. Ketiga tahap itu harus berjalan dengan prinsip-prinsip umum dalam evaluasi pembelajaran yang harus dipenuhi untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, yaiut prinsip kontinuitas, komprehensif, adil dan objekti, dan praktis.

Untuk menuju kualitas pembelajaran yang baik, diperlukan sistem penilaian yang baik pula. Agar penilaian dapat berfungsi dengan baik, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, sangat perlu untuk menetapkan standar penilian yang menjadi dasar dan acuan bagi guru dan praktisi pendidikan dalam melakukan kegiatan penilain.

Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu kerja sama yang baik dari pihak-pihak yang berkaitan, seperti guru, siswa, dan sekolah. Dengan peranan yang berbeda sesuai proporsi masing-masing, dan tiap-tiap pihak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana mestinya, akan tercipta suasana yang kondusif, dinamis, dan terarah untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui perbaikan sistem penilai. Dengan demikian, evaluasi pembelajaran berperan untuk mengetahui efisiensi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dan efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

 

Metode yang digunakan terdiri atas observasi atau pengamatan terus menerus (dapat dalam bentuk portofolio), log book, ujian tulis, ujian keterampilan, dan ujian akhir/lisan. Pada akhir tahapan pendidikan dilakukan ujian yang bersifat nasional yang meliputi ujian tulis nasional, ujian kompetensi nasional, dan ujian akhir nasional untuk memperoleh ijazah dokter spesialis dari IPDS sekaligus sertifikat kompetensi dari KATI. Evaluasi juga bertujuan untuk melihat ketuntasan anak dalam mencapai setiap indicator yang dipelajari. Madrasah Aliyah Gewayantana Lohayong berusaha menggunakan mastery learning (ketuntasan belajar) artinya setiap peserta didik harus mengikuti kegiatan evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar, sedangkan untuk yang belum tuntas KKM harus mengikuti pelajaran remidi, dan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.

  • Program Remedial (Perbaikan)
  1. Remidial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar dan/ atau indikator.
  2. Kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam pembelajaran.
  3. Kegiatan remidial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
  4. Penilaian dalam progam remedial dapat berupa tes maupun nontes
  5. Nilai remedial maksimum sama dengan KKM
  • Progam Pengayaan
  1. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap Kompetensi Dasar.
  2. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di luar jam pembelajaran.
  3. Penilaian dalam progam pengayaan dapat berupa tes maupun nontes
  4. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan

 

Selain itu evaluasi juga digunakan untuk menentukan kelulusan dan kenaikan siswa/peserta didik. Madrasah Aliyah Gewayantan Lohayong melakukan evaluasi untuk menentukan kenaikan dan kelulusan siswa/peserta didik dengan kriteria sebagai berikut:

  1. Kriteria Kelulusan

Peserta didik dinyatakan lulus dari madrasah setelah:

  1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII;
  2. Memperoleh nilai sikap/prilaku minimal baik;
  3. Lulus Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
  4. Mengikuti Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN)
  5. Mengikuti Ujian Nasional (UN)
  1. Kenaikan Kelas
  1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
  2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
  3. Kenaikan kelas juga mempertimbangkan ketidak  hadiran mencapai maksimal 20 % (tanpa keterangan)
  4. Nilai kurang maksimal 2 mata pelajaran, selain Nilai mata pelajaran yang di UN-kan dan  Agama.
  5. Memilki nilai pengembangan diri minimal B

Organisasi dan manajemen[edit]

1. Struktur Organisasi Madrasah

https://drive.google.com/file/d/1UV07A-irM0wJlH5NaJcKcB_5pqm7NHr2/view?usp=sharing

2. Visi Misi Madrasah

Visi ...

“Terwujudnya Madrasah Aliyah Yang Bermutu, Mandiri & Terpercaya Dalam Rangka Membentuk Peserta Didik Yang Cerdas Dan Rukun”

Misi ...

  1. Melaksanakan Dan Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Secara Aktif, Kreatif, Efektif-Efesien Dan Menyenangkan.
  2. Melaksanakan Dan Mengembangkan Kegiatan Bimbingan Pengembangan Diri Sesuai Dengan Potensi, Bakat, Dan Minat Peserta Didik.
  3. Melaksanakan Dan Mengembangkan Kegiatan Bimbingan Pengembangan Profesi Guru Dan Tenaga Kependidikan.
  4. Melaksanakan Dan Mengembangkan Kegiatan Kerukunan Antar Umat Beragama;
  5. Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Pendidikan.
  6. Menerapkan Managemen Mutu Berbasis Madrasah Dan Masyarakat.
  7. Mengembangkan Lingkungan Madrasah Yang Bersih, Asri, Nyaman Dan Menyenangkan.
  8. Meningkatkan Jaringan Partisipasi Dan Kerja Sama Masyarakat Dan Pihak-Pihak Terkait (Stakeholder) Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah.

Tujuan ...

  1. Meningkatnya Kualitas Akademik Peserta Didik Yang Ditandai Dengan Meningkatnya Tingkat Kecerdasan, Penguasaan Pengetahuan, Tingkat Kepribadian, Akhlaq Mulia Serta Penguasaan Ketrampilan, Dan Mampu Bersaing Untuk Memasuki Jenjang Pendidikan Berikutnya Sesuai Dengan Standar Kelulusan.
  2. Meningkatnya Kualitas Non Akademik Peserta Didik Yang Ditandai Dengan Meningkatnya Penguasaan Pengetahuan Dan Ketrampilan Dalam Olahraga, Seni, Pramuka, Qira’at, Berpidato Dan Bercakap Dengan Menggunakan Bahasa Asing (Inggris Dan Arab).
  3. Meningkatnya Kualitas Pelaksanaan Ajaran Islam Warga Madrasah Yang Ditandai Dengan Meningkatnya Konsistensi Penegakan Shalat Lima Waktu, Menghormati Orang Tua, Guru, Sesama Manusia Dan Makhluk Allah Lainnya, Saling Mendo’akan,Dan Sebagainya;  Dan Menurunnya Tingkat Pelanggaran Atas Ketentuan-Ketentuan Syari’ah, Tata Tertib Madrasah Dan Aturan Adat Istiadat Masyarakat.
  4. Meningkatnya Kualitas Pendidik  Dan Tenaga Kependidikan.
  5. Meningkatnya Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Yang Berorientasi Pada Penguasaan Kompetensi Sesuai Dengan Tuntutan Dan Perkembangan Kurikulum Pendidikan.
  6. Meningkatnya Pola Hidup Rukun Antar Sesama Warga Madrasah, Antar Warga Madrasah Masyarakat Di Lingkungannya, Dan Dengan Umat Agama Lain;
  7. Berfungsinya Warga Madrasah Sebagai Agen Kerukunan;
  8. Meningkatnya Kuantitas Dan Kualitas Sarana Dan Prasarana Pendidikan.
  9. Meningkatnya Kualitas Pelaksanaan Managemen Berbasis Madrasah.
  10. Berkembangnya Lingkungan Madrasah Yang Bersih, Asri, Nyaman Dan Menyenangkan.
  11. Berfungsinya Lingkungan Madrasah Sebagai Sumber Belajar.
  12. Terbentuknya Komunitas Madrasah Sebagai Komunitas Pembelajar.
  13. Meningkatnya Jaringan Partisipasi Dan Kerja Sama Masyarakat Dan Instansi-Instansi Terkait (Stakeholder) Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah.

Foto - Foto Madrasah

Surat Rekomendasi

Pemda Provinsi Lihat
Kemenag Kab/Kota Lihat
Pemda Kab/Kota Lihat
Kemenag Provinsi Lihat

RTTPM

Pelaksanaan Kurikulum Lihat
Jumlah Peserta Didik Lihat
Jumlah dan kualifikasi GTK Lihat
Sarana dan Prasarana pendidikan Lihat
Rencana pembiayaan pendidikan Lihat
Proses pembelajaran Lihat
Sistem evaluasi pembelajaran dan program Lihat
Organisasi dan manajemen Lihat

Data Tanah

Data Tanah Lihat