MIS AL-IKHLAS BAHOMOHONI

Nama Madrasah MIS AL-IKHLAS BAHOMOHONI
Jenjang MIN
Alamat Jl. Trans Sulawesi Desa Bahomohoni, RT. 5 RW. 4 Kec. Bungku Tengah Kab. Morowali 94673
Kabupaten/Kota Morowali
Provinsi SULAWESI TENGAH
Kategori Madrasah Penegerian (Masyarakat)
Alasan Urgensitas

Latar Belakang[edit]

Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah merupakan jenjang Pendidikan yang sangat penting dan menentukan. Di ibaratkan sebuah bangunan, Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah merupakan pondasinya. Begitu mendasarnya Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah maka perlu direncanakan dan dilaksanakan, peranan guru dalam dunia pendidikan sangat penting. Seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk dapat menciptakan suatu kegiatan belajar menuju tercapainya hasil belajar secara optimal. Salah satunya dengan cara menerapkan suatu metode pembelajaran sehingga membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan membuat siswa menjadi aktif.

Madrasah sebagai sekolah umum berciri khas agama Islam mempunyai peran amat strategis dalam kerangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Madrasah juga merupakan tempat untuk menempa dan membentuk karakter dan akhlak peserta didik dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Peran madrasah sendiri lebih ditekankan untuk mencetak lulusan-lulusan yang berkompeten. Madrasah dalam sistem pendidikan nasional diposisikan sama dan dan setara sebagai lembaga pendidikan, yaitu sebagai bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional.

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Bahomohoni sebagai Lembaga Pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Al ikhlas Bahomohoni diperlukan sebuah sistem yang baik dan berkualitas. Sistem Pendidikan di Madrasah Ibtidaiya (MI) Al Al Ikhlas Bahomohoni (diusulkan menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Morowali) terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan Madrasah. Semua komponen : Kepala Madrasah, Guru, Peserta Didik, Sarana/Alat Pendidikan, Kurikulum, Dana, Lingkungan sangat penting dalam menentukan keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Madrasah.

Selain itu, eksistensi Madrasah Ibtidaiya (MI) Al Ikhlas Bahomohoni (diusulkan menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Morowali) sebagai Lembaga Pendidikan Islam di Masyarakat semakin meningkat, sarana prasarana yang menunjang kebutuhan kegiatan belajar mengajar serta metode pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan capaian kurikulum. Berdirinya Madrasah Ibtidaiya (MI) Al Ikhlas Bahomohoni (usulkan menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Morowali) bertujuan mencetak dan mencerdaskan generasi anak bangsa yang berakhlakul kharimah.

Bentuk dan Nama Madrasah[edit]

Mi-Al-Ikhlas, Bahomohoni di oleh gagas :

  1. BURHANUDDIN, H.SULTAN, Almarhum, selaku PJS, Kepala Kantor Dep.Agama Kabupaten Morowali, yang saat ini berubah menjadi Kantor Kementrian Agama Kabupaten Morowali.
  2. SALEH, S.E, salah satu staf pada kantor Dep.Agama.
  3. ABIDIN ALMARHUM, Imam Desa Bahomohoni.

Pada akhir tahun 2022, kami bertemu dengan kepala Desa Bahomohoni untuk menyampaikan gagasan kami, untuk membuka MI Al-Ikhlas, dengan tujuan untuk mendekatkan anak-anak bersekolah. Alhamdulillah mendapatkan respon yang positif dari perintah desa dan masyarakat setempat pada tahun pelajaran 2003 kami membuka MI-dengan nama MI Al-Ikhlas. Adapun jumlah murid yang mendaftar sebanyak 5 orang, gedung yang di tempati belajar, bekas gudang SMP Negeri 3 Bungku Tengah, yang terletak di Desa Bahomohoni, yang sekarang berubah status menjadi SMPN 2 Bungku Tengah Kab.Morowali, alat-alat mobiler, bangku, meja, serta papan tulis, pinjaman dari SMPN 3 Bungku Tengah, dengan alat tulis menggunakan kapur tulis yang di berikan kepala sekolah SMPN 3 Bungku Tengah Drs. Asri Pari Malang. Saat ini sudah purna bakti/pensiun.

Adapun tenaga pengajar, sebanyak 3 orang :

  1. SALEH, S.E.
  2. ABIDIN,
  3. ALWI

Setiap guru mengajar selama dua hari, dalam seminggu sementara kondisi gedung yang di gunakan beratapkan daun sagu, berlantai tanah, jika hujan turun, bocor, serta lantai berlumpur, jika malam hari ruangan tempat belajar. Di huni binatang ternak, berupa kambing, namun demikian jika guru yang bertugas mengajar harus membersihkan ruangan belajar terlebih dahulu sebelum murid-murid di berikan pelajaran dan saat musim duren, siswa tidak ada yang masuk belajar/ atau sekolah, hal ini di akibatkan karena kondisi ekonomi orang tua murid saat itu berada pada kondisi ekonomi lemah, membeli alat tulis pun susah atau tidak mampu, jika pada murid yang tidak masuk sekolah, guru yang bertugas pergi menjemput di rumah sampai di hutan tempat murid cari Buah duren.tantangan demi tantangan kami hadapi,dengan kesabaran dan ketabahan demi menjaga nama baik madrasah dan tidak mengecewakan masyarakat,kami berusaha mengembangkan serta memajukan madrasah,untuk menciptakan generasi yang berkwalitas,beriman dan berahlak mulia dengan berjalannya waktu pada tahun 2009 MI AL-IKHLAS BAHOMOHONI dapat mengikutsertakan siswanya ujian akhir madrasah yang dilaksanakan pada salah satu MIN BATURUBE Kecamatan bungku utara Kabupaten morowali yang sekarang menjadi kabupaten morowali utara. Dengan menyebrang lautan dengan jumlah 15 orang siswa dan dinyatakan lulus 100% lulusan pertama MI AL-IKHLAS BAHOMOHONI saat ini sudah mengabdikan diri pada beberapa instansi yang ada di kabupaten morowali.adapun Secara Umumnya Adalah sebagai berikut :

1. Lembaga pendidikan formal yang diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas

2. Madrasah Ibtidaiyah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Bahomohoni Beralamat di Jln. Trans Sulawesi Desa Bahomohoni Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali

3.  Pada Prinsipnya Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Bahomohoni didirikan pada tahun 2003 dan telah memiliki banyak alumni, secara procedural memiliki izin Operasional dan terakreditasi A ( Unggul )

Gambaran dan Tata Ruang Madrasah[edit]

Letak Madrasah, sangat trategis, karena terletak di kawasankota terpaduMandiri, mudah di jangkau, biaik berjalan kaki, apa lagi dengan menggunakan kendaraanroda dua dan roda 4.Mi, juga bersebelahan,denganSLTPN,2 Bungku Tengah, Letak tata ruang madrasah sudah sesuai dengan tataruang perkotaan,  jauh dari jln poros,  tidak terganggu dengan  arus lalu lintas jika proses belajar mengajar,  serta kegiatan  ekstra kurikuler,   Mi, adalah sudah menjadi ke banggan serta di minati  masyarakat, baik yang ada di kab.moriwali, dan msyarakat kec. Bungku tengah pada umumnya

Tata ruang lokasi MI Al-Ikhlas Bahomohoni terdiri dari 12 kelas, 1 ruang guru, ruang kepala Madrasah, ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, tempat parkir, dan halaman upacara.

Lokasi madrasah terletak jauh dari jalan raya, pasar, arena hiburan, atau keramaian umum lainnya. Sehingga tidak mengalami polusi udara atau kebisingan yang mengganggu proses pembelajaran.

MI Al-Ikhlas Bahomohoni memiliki tata ruang aman karena terdapat pagar tembok disetiap sisi bangunannya dan menjadikan keamanan siswa terjamin baik dari pihak luar ataupun dari dalam. Dari segi kesehatan MI Al-Ikhlas bahomohoni memiliki kebersihan yang cukup dan letak kelas dan pembuangan sampah jauh sehingga aman bagi siswa.

MI Al-Ikhlas Bahomohoni juga memiliki tanaman untuk memperindah madrasah sehingga terlihat bersih dan indah. Dari segi akses sangat dekat karena jarak antara ruangan tidak terlalu jauh sehingga memudahkan guru dan siswa melaksanakan pembelajaran.

  1. GAMBARAN KONDISI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFIS

Letak geografismadrasah,tidakberpengaruh ,terhadap, hambatanhambatandengan kata lain

  • .

Madrasah MI Al-Ikhlas Bahomohoni di bangun dengan memperhatikan ekosistem lingkungan sekitar apar terjadi interaksi konstuktif dan saling mempengaruhi demi kebaikan satu sama lain. Pendidikan MI Al-Ikhlas Bahomohoni tidak menjadi gangguan fungsi satu atau beberapa unsur dalam sistem yang akan memberikan dampak negatif terhadap fungsi subsistem yang lain, MI Al-Ikhlas Bahomohoni dan alam sekitar. Sebagai suatu sistem yang membentuk suatu jaringan kehidupan posisi MI Bahomohoni tidak mengabaikan peran mahluk lainnya juga tidak memandang MI Bahomohoni berada di luar sistem, Tetapi bagian dari suatu ekosistem.

MI Bahomohoni yang letak geografisnya di dataran rendah. Pedesaan memiliki sumber daya alam pertanian, perkebunan, serta perikanan. Saat ini, dan mendatang menjadi tempat harapan penduduk.

Pembangunan MI Bahomohoni bertujuan memberikan kontribusi pembangunan budaya skill, dan ilmu interaksi positif dan harmonis antara manusia dan alamnya.

Tanah lokasi sebelum di bagian MI Bahomohoni digunakan untuk pertanian. Kemudian di bagian MI Bahomohoni yang terletak di antara area pemukiman penduduk, dapat digambarkan batas-batas lokasi sebagai berikut :

  1. Sebelah utara, di batasi jalan raya yang bersebelahan dengan pemukiman penduduk.
  2. Sebelah timur, di batasi SMPN 2 Bungku Tengah.
  3. Sebelah selatan, di batasi pemukiman penduduk.
  4. Sebelah barat, dibatas Jalan Desa.

Gambaran Kondisi Geografis dan Demografis[edit]

Kondisi Geografis :

Kondisi geografis wilayah Madrasah Ibtidaiyah Al-ikhlas Bahomohoni yaitu berupa dataran dengan lapangan yang luas dan berbatasan dengan bukit dan rumah warga, serta jalan raya. Madrasah Ibtidaiyah Al-ikhlas Bahomohoniterletak pada lokasi yang aman dari bencana (Tidak terlalu Jauh dari pantai, bukit, dan aman dari banjir), serta ramah lingkungan (masih asri karena di pedesaan dan tidak dipinggir jalan sehingga aman dari debu dan asap kendaraan).

Letak geografismadrasah,tidakberpengaruh ,terhadap, hambatanhambatandengan kata lain gangguangangguan, yang di akibatkan oleh alam seperti banjir, , tanah longsoryang mengancammadrasahsemua itu telah di antisipasi sebelum nyaoleh pemerintah, MI Al-ikhlas Bahomohoni ,berada pada pusat pemerintahan Kab. Morowali, jauh jauh sudah di antisipasi hal yang akan terjadidi lingkungan Madrasah,masyarakat yang ada di sekitar,,sudah berusaha dan ber upaya untuk memberikan yang tetbaik,pada Madrasah, mulai dari ke amananlingkungan, kebersihan serta hal lain yang membuatMI Al-ikhlas Bahomohoni, tidak nyaman dalam proses belajarmengajar

Topografi

Madrasah Ibtidaiyah Al-ikhlas Bahomohoni terletak di dataran rendah dan tidak terlalu jauh dengan laut/ pantai. Sehingga mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah nelayan. Madrasah Ibtidaiyah Al-ikhlas Bahomohoniini mendapatkan siswa dari 3-6 desa sekitar yang kepadatan penduduknya cukup padat, masih memegang kebudayaan daerah, tetapi mau menerima masukan yang lebih baik. Letak Madrasah ini sangat aman dari potensi bencana alam besar maupun kecil dan potensi keamanan dari wilayah sekitar yang menyebabkan bencana.

Letak geografismadrasah,tidakberpengaruh ,terhadap, hambatanhambatandengan kata lain

Madrasah MI Al-Ikhlas Bahomohoni di bangun dengan memperhatikan ekosistem lingkungan sekitar apar terjadi interaksi konstuktif dan saling mempengaruhi demi kebaikan satu sama lain. Pendidikan MI Al-Ikhlas Bahomohoni tidak menjadi gangguan fungsi satu atau beberapa unsur dalam sistem yang akan memberikan dampak negatif terhadap fungsi subsistem yang lain, MI Al-Ikhlas Bahomohoni dan alam sekitar. Sebagai suatu sistem yang membentuk suatu jaringan kehidupan posisi MI Bahomohoni tidak mengabaikan peran mahluk lainnya juga tidak memandang MI Bahomohoni berada di luar sistem, Tetapi bagian dari suatu ekosistem.

MI Bahomohoni yang letak geografisnya di dataran rendah. Pedesaan memiliki sumber daya alam pertanian, perkebunan, serta perikanan. Saat ini, dan mendatang menjadi tempat harapan penduduk.

Pembangunan MI Bahomohoni bertujuan memberikan kontribusi pembangunan budaya skill, dan ilmu interaksi positif dan harmonis antara manusia dan alamnya.

Tanah lokasi sebelum di bagian MI Bahomohoni digunakan untuk pertanian. Kemudian di bagian MI Bahomohoni yang terletak di antara area pemukiman penduduk, dapat digambarkan batas-batas lokasi sebagai berikut :

  1. Sebelah utara, di batasi jalan raya yang bersebelahan dengan pemukiman penduduk.
  2. Sebelah timur, di batasi SMPN 2 Bungku Tengah.
  3. Sebelah selatan, di batasi pemukiman penduduk.
  4. Sebelah barat, dibatas Jalan Desa.

Gambaran Analisis SWOT[edit]

  • Al-Ikhlas Bahomohoni adalah satu satunya  sekolah agama  yang ada  di pusat kota terpadu Mandiri kab.morowali, yang di bawa naungan kementiria Agama, Kab.mirowsli, yang saat  ini menjadi perhatian Masyarakat dan merindukan penegrian, mI sangat, sangat di perhatikan,  dan diminati masyarakat,, karena  di Mi, bukan cuman belajar pengetahuan tapi  mi banyak mempelajari,  pengerahuan Agama  yang bisa mencetak generasi,   yang berahlakkul Karimah,   MI, memiliki kekuatan   karena, jumlah penduduk  yang ada   berjumlah  5 ribu KK yang   merindukan  penegrian  mI, sehingga, anak  anak  yang ingin belajar tidak jauh jauh lagi untuk sekolah .maka dengan hadirnya, MI, Negri di Kabupaten Morowali,memberikan peluang, bagi ke anak  anak yang ekonomi lemah untuk masuk ke MI,selain itu, pemerintah sudah memberikan penuh  terutama kementrian  agma,sehingga dengan  adanya Mi Negri, tidak lagi  bergabung dengan  MI di daerah lain untuk mengikuti ujian akhir lasional
  •  

Analisis SWOT adalah alat yang digunakan oleh organisasi untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang mempengaruhi kinerja mereka. Ini membantu organisasi dalam merencanakan strategi dan pengambilan keputusan. Berikut adalah gambaran umum tentang masing-masing elemen analisis SWOT:

Kekuatan (Strengths):

Kekuatan adalah aspek positif internal dari organisasi yang memberikan keunggulan kompetitif. Ini bisa termasuk sumber daya, kemampuan, atau aset yang unik.

Contoh kekuatan meliputi merek yang kuat, tim manajemen berbakat, teknologi canggih, basis pelanggan yang besar, dan efisiensi operasional.

Kelemahan (Weaknesses):

Kelemahan adalah aspek negatif internal dari organisasi yang dapat menghambat kinerja atau daya saing. Identifikasi kelemahan penting untuk perbaikan.

Contoh kelemahan mungkin termasuk kurangnya sumber daya keuangan, kurangnya keterampilan karyawan, proses yang tidak efisien, atau masalah dengan manajemen internal.

Peluang (Opportunities):

Peluang adalah faktor eksternal yang dapat memberikan manfaat bagi organisasi. Mereka adalah situasi positif yang dapat dimanfaatkan.

Contoh peluang termasuk pertumbuhan pasar yang berkembang, perubahan tren konsumen, perubahan peraturan yang menguntungkan, atau peluang ekspansi ke pasar baru.

Ancaman (Threats):

Ancaman adalah faktor eksternal yang dapat mengancam kinerja atau eksistensi organisasi. Identifikasi ancaman membantu organisasi untuk mengambil tindakan pencegahan atau rencana darurat.

Contoh ancaman meliputi persaingan yang ketat, fluktuasi ekonomi, perubahan regulasi yang merugikan, atau masalah dengan pemasok kunci.

Setelah melakukan analisis SWOT, organisasi dapat menggunakan informasi ini untuk mengembangkan strategi yang sesuai. Ini mungkin melibatkan memaksimalkan kekuatan mereka, mengatasi kelemahan, memanfaatkan peluang, dan mengatasi ancaman. Analisis SWOT adalah alat penting dalam perencanaan strategis dan pengambilan keputusan bisnis.

menceritakan tentang analisis, kekuatan madrasah,kelemahan madrasah,peluang madrasah,tantangan negative bagi madrasah.

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk madrasah adalah suatu cara untuk mengevaluasi faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi madrasah Islam. Berikut ini adalah gambaran singkat tentang masing-masing elemen analisis SWOT untuk madrasah:

Kekuatan Madrasah (Strengths):

Kurikulum Agama: Madrasah memiliki kurikulum agama yang kuat dan dapat memberikan pendidikan agama Islam yang mendalam.

Nilai-nilai Moral: Madrasah biasanya mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang kuat kepada siswa, membantu mereka menjadi warga yang berintegritas.

Akademik : Potensi akademik dan non akademik sampai pada tingkat Nasional.

Staf Pendidikan: Madrasah sering memiliki guru dan pengajar yang berkualifikasi tinggi dalam bidang agama Islam dengan

Kualitas guru dan non guru yang beragam

Komunitas: Madrasah sering memiliki dukungan kuat dari komunitas dan orang tua siswa.

Ruang pembelajaran cukup lengkap, serta Komunikasi lancar dan efektif.

Kelemahan Madrasah (Weaknesses):

Kurangnya Diversifikasi Kurikulum: Madrasah sering menekankan pendidikan agama, tetapi bisa kurang dalam hal diversifikasi kurikulum untuk mata pelajaran non-agama seperti ilmu pengetahuan dan matematika.

Keterbatasan Sumber Daya: Madrasah mungkin mengalami keterbatasan sumber daya keuangan dan fisik yang dapat membatasi kemampuan mereka untuk memberikan fasilitas dan peralatan yang baik.

Tidak Inklusif: Beberapa madrasah mungkin kurang inklusif dan tidak mengakomodasi berbagai kelompok siswa dengan perbedaan budaya atau agama.

Kurangnya Kualifikasi Pendidikan: Meskipun banyak guru di madrasah memiliki pengetahuan agama yang baik, mereka mungkin kurang memiliki kualifikasi dalam mata pelajaran agama non-agama seperti, penerapan Bahasa arab dan Bahasa inggris.

Kurangnya sarana dan prasarana yang belum lengkap, dan tenaga kebersihan yang masih kurang.

Peluang Madrasah (Opportunities):

Pertumbuhan Pendaftar: Dengan meningkatnya minat dalam pendidikan agama Islam, madrasah memiliki peluang untuk menarik lebih banyak siswa.

Lokasi madrasah yang strategis: Dengan lokasi yang sangat strategis banyak orang tua siswa memilih menyekolahkan anak mereka di madrasah serta dukungan yang kuat dari orang tua siswa.

Diversifikasi Kurikulum: Madrasah dapat mempertimbangkan untuk melengkapi kurikulum agama mereka dengan mata pelajaran non-agama untuk memberikan pendidikan yang lebih holistik.

Kerjasama dengan Pihak Luar: Madrasah dapat menjalin kerjasama dengan universitas, organisasi agama, atau lembaga pendidikan lainnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka.

Tantangan Negatif bagi Madrasah (Threats):

Stigma Negatif: Madrasah sering menghadapi stigma negatif atau prasangka terhadap pendidikan agama Islam yang dapat mempengaruhi citra dan daya tarik mereka,persaingan yang ketat, tuntutan membekali siswa sesuai dengan keterampilan abad ke 21, serta tuntutan Masyarakat terhadap output yang dihasilkan madrasah.

Persaingan dengan Sekolah Umum: Madrasah bersaing dengan sekolah umum untuk menarik siswa, dan sekolah umum sering menawarkan kurikulum yang lebih luas. Tuntutan kurikulum atau reformasi kurikulum sesuai dengan selera abad 21.

Perubahan Regulasi: Perubahan regulasi pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan dapat memengaruhi madrasah, termasuk persyaratan akademik dan administratif.

Madrasah dapat menggunakan analisis SWOT ini untuk merencanakan strategi yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas pendidikan mereka, mengatasi kelemahan, memanfaatkan peluang, dan mengatasi ancaman yang mungkin muncul. Ini dapat membantu madrasah memberikan pendidikan yang lebih baik dan lebih relevan kepada siswa mereka.

Strategi SO

o Memaksimalkan penggunaan ruang pembelajaran.

o Mmebuat program pembelajaran berbasis IT.

Strategi WO

o Mememaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.

o Menambahkan tenaga dan anggaran kebersihan di tahun berikutnya.

Strategi ST

o Meningkatkan kegiatan pembelajaran

o Mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam pembelajaran

Strategi WT

o Mencari impormasi seputar pentingnya budaya hidup bersih, dan menerapkannya dalam lingkungan madrasah sebagai implikasi dari motto kebersihan Sebagian dari iman.

o Membekali siswa dengan keterampilan abad ke 21,yaitu keterampilan siswa untuk mampu berpikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif, keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi keterampilan mencari, mengolah dan menyampaiakan informasi dan teknologi.

o Menerapkan percakapan Bahasa inggris dan Bahasa arab dalam lingkungan madrasah.

o Menerapkan selera kurikulum abad ke 21 untuk meningkatkan kemampuan siswa yang kreatif dan kritis serta berkarakter yang kuat seperti bertanggung jawab, social, toleran, adapttif dan sebagainya

Gambaran Ekologis Madrasah[edit]

  • Madrasah  sudah berusaha semaksimal mungkin, sudah berkordinasi dengan pihak pemerintah , mulai dari pemerintah, desa ,kec dan Kabupaten, untuk memohon  lokasi tanah, rencana  penambahan lokasi pembangunan Madrasah Negri, pemerintah  daerah telah menyiapkan lokasi untuk mendukung pengembangan madrasah kedepan seluas 1 ha. Karena pemeintah daerah sangat  merespon ada nya Madrah negri di kabupaten Morowali,karena sejak kabupaten morowali  Ter bentuk sejak THN 2009 Sampai sekarang ini tidak satupun  madrasah negri yang di bawah, naungan  departemen agama sampai  berubah menjadi kemenag

Gambaran Prospek Potensi Siswa[edit]

Perikanan

Gambaran Kebutuhan Masyarakat akan Lulusan[edit]

Untuk memberikan jaminan bahwa setiap warga masyarakat Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali dapat memperoleh pendidikan setinggi-tingginya, perlu adanya pendidikan yang menampung lulusan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dengan demikian seluruh masyarakat akan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan sesuai dengan cita-cita proklamasi yang dituangkan di dalam pembukaan UUD 1945 yaitu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 5 ayat 1 menyatakan : “ setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu “. Untuk terpenuhinya hak tersebut masyarakat memerlukan lembaga pendidikan yang bisa mendidik putra-putrinya dengan akses yang lebih cepat, mudah dan murah.dengan demikian masyarakat sangat apresiatif terhadap di Negerikannya Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Bahomohoni. Masyarakat sekitar sangat membutuhkan madrasah yang dekat agar dapat meringan kan biaya putra-putrinya dan tidak kesulitan untuk pergi kesekolah negeri lain. Adapun bentuk apresiasi masyarakat sebagai berikut :

  1. Masyarakat menghadiri pertemuan undangandariMadrasah

  2. Madrasah menjadikan orang tua sebagai partner pendidikan

  3. Menjalin komunikasi yang interaktif antara Masyarakat dan Madrasah.

Unsur – unsur Masyarakat yang menjalin kerja sama dengan Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Bahomohoni Diantaranya adalah orang tua siswa, warga, dan lembaga masyarakat sekitar madrasah, tokoh masyarakat, lembaga agama, organisasi kemasyarakatan, pemerintah setempat, petugas keamanan dan ketertiban, sesama lembaga madrasah dan sekolah, pengusaha, pedagang dan industri. Oleh karena Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Bahomohoni siap merespon masukan dan umpan balik dari masyarakat demi berlangsungnya peNegerian Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Bahomohoni Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali.Keterlibatan orang tua sebagai bentuk peran serta masyarakat itu dibentuk dalam wadah komite. Salah satu cara memfungsikan masyarakat sebagai stakeholder tersebut adalah dengan menggunakan prinsip perwakilan, yaitu memilih sejumlah kecil dari seluruh anggota masyarakat untuk melaksanakan fungsi-fungsi control, penberi masukan, pemberi dukungan, serta mediator antara masyarakat dengan lembaga-lembaga pendidikan.

Penutup (dan harapan)[edit]

Dengan kami ambil kesimpulan dalam beberapa hal yang menjadi latar belakang dinegerikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Bahomohoni ini maka sangat di mungkinkan keberadaatnya menjadi sebuah lembaga pendidikan yang benar-benar mencerdaskan anak bangsa dan mencetak SDM yang kompeten serta memberi peluang sekaligus mewadahi bagi siswa-siswi lulusan Raudatul Aufal dan TK atau sederajat dengan latar belakang ekonomi menengah kebawah yang nantinya bisa diharapkan menjadi siswa siswi yang berimtaq dan beriptek yang siap bersaing dengan lulusan lembaga lain.

Dengan pengajuan Analisis Kebutuhan Masyrakat tentang Penegerian Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Bahomohoni Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali serta Kami berharap ada Madrasah Ibtidaiyah Negri di Kabupaten Morowali  , dengan dukungan dan partisipasi semua pihak sangat kami harapkan.

Pelaksanaan Kurikulum[edit]

Data Pelaksanaan Kurikulum

  1. STRUKTUR KURIKULUM (kurikulum madrasah, kurikulum sesuai jenjang, metode belajar)

 

 

Mata Pelajaran

Alokasi Waktu Perpekan

Kelompok A

I

II

III

IV

V

VI

1.

Pendidikan Agama Islam

 

 

 

 

 

 

 

a. Al-Qur’an Hadis

2

2

2

2

2

2

 

b. Akidah Akhlak

2

2

2

2

2

2

 

c. Fikih

2

2

2

2

2

2

 

d. Sejarah Kebudayaan

Islam

-

-

2

2

2

2

2

Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan

5

5

6

4

4

4

3

Bahasa Indonesia

8

9

10

7

7

7

4

Bahasa Arab

2

2

2

2

2

2

5

Matematika

5

6

6

6

6

6

6

Ilmu Pengetahuan Alam

-

-

-

3

3

3

7

Ilmu Pengetahuan Sosial

-

-

-

3

3

3

Kelompok B

 

 

 

 

 

 

1

Seni Budaya dan

Prakarya*

4

4

4

5

5

5

2

Pendidikan Jasmani,

Olahraga dan Kesehatan

4

4

4

4

4

4

3

Muatan Lokal*

-

-

-

-

-

-

Jumlah

34

36

40

42

42

42

 

 

  1. PENDIDIKAN NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
  2.  

 

A.        Latar Belakang

 

Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat. Sorotan itu mengenai berbagai aspek kehidupan, tertuang dalam berbagai tulisan di media cetak, wawancara, dialog, dan gelar wicara di media elektronik. Selain di media massa, para pemuka masyarakat, para ahli, dan para pengamat pendidikan, dan pengamat sosial berbicara mengenai persoalan budaya dan karakter bangsa di berbagai forum seminar, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupn politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat.

Alternatif lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi, paling tidak mengurangi, masalah budaya dan karakter bangsa yang dibicarakan itu adalah pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat.

Kurikulum adalah jantungnya pendidikan (curriculum is the heart of education). Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum, saat ini, memberikan perhatian yang lebih besar pada pendidikan budaya dan karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa sebelumnya. Pendapat yang dikemukakan para pemuka masyarakat, ahli pendidikan, para pemerhati pendidikan dan anggota masyarakat lainnya di berbagai media massa,

 

seminar, dan sarasehan yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada awal tahun 2010 menggambarkan adanya kebutuhan masyarakat yang kuat akan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Apalagi jika dikaji, bahwa kebutuhan itu, secara imperatif, adalah sebagai kualitas manusia Indonesia yang dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional.

Kepedulian masyarakat mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa telah pula menjadi kepedulian pemerintah. Berbagai upaya pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa telah dilakukan di berbagai direktorat dan bagian di berbagai lembaga pemerintah, terutama di berbagai unit Kementrian Pendidikan Nasional. Upaya pengembangan itu berkenaan dengan berbagai jenjang dan jalur pendidikan walaupun sifatnya belum menyeluruh. Keinginan masyarakat dan kepedulian

pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa, akhirnya berakumulasi pada kebijakan pemerintah mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa dan menjadi salah satu program unggulan pemerintah, paling tidak untuk masa 5 (lima) tahun mendatang. Pedoman sekolah ini adalah rancangan operasionalisasi kebijakan pemerintah dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

 

 

B.        Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

 

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan budaya dan karakter b21angsa perlu dikemukakan pengertian istilah budaya, karakter bangsa, dan pendidikan. Pengertian yang dikemukakan di sini dikemukakan secara teknis dan digunakan dalam mengembangkan pedoman ini. Guru-guru Antropologi, Pendidikan Kewarganegaraan, dan mata pelajaran lain, yang istilah-istilah itu menjadi pokok bahasan dalam mata pelajaran terkait, tetap memiliki kebebasan sepenuhnya membahas dan berargumentasi mengenai istilah-istilah tersebut secara akademik.

Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya. Sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan itu digunakan dalam kehidupan manusia dan menghasilkan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk sosial menjadi penghasil sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan; akan tetapi juga dalam interaksi dengan sesama manusia dan alam kehidupan, manusia diatur oleh sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan yang telah dihasilkannya. Ketika kehidupan manusia terus berkembang, maka yang berkembang sesungguhnya adalah sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, ilmu, teknologi, serta seni. Pendidikan merupakan upaya terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mereka memiliki sistem berpikir, nilai, moral, dan keyakinan yang diwariskan masyarakatnya dan mengembangkan warisan tersebut ke arah yang sesuai untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang.

Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter

bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.

Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa, dan pendidikan yang telah dikemukakan di atas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif .

Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan budaya dan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah usaha bersama sekolah; oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.

C.        Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

 

Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha sadar itu tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpishkan dalam lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya. Pendidikan yang tidak dilandasi oleh prinsip itu akan menyebabkan peserta didik tercerabut dari akar budayanya. Ketika hal ini terjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik sehingga ia menjadi orang “asing” dalam lingkungan budayanya. Selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah dia menjadi orang yang tidak menyukai budayanya.

Budaya, yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari budaya di lingkungan terdekat (kampung, RT, RW, desa) berkembang ke lingkungan yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh ummat manusia. Apabila peserta didik menjadi asing dari budaya terdekat maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan (valueing). Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan (valueing).

Semakin kuat seseorang memiliki dasar pertimbangan, semakin kuat pula kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang baik. Pada titik kulminasinya, norma dan nilai budaya secara kolektif pada tingkat makro akan menjadi norma dan nilai budaya bangsa. Dengan demikian, peserta didik akan menjadi warga negara Indonesia yang memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak, dan cara menyelesaikan masalah sesuai dengan norma dan nilai ciri ke-Indonesiaannya. Hal ini sesuai dengan fungsi utama pendidikan yang diamanatkan dalam UU Sisdiknas, “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Oleh karena itu, aturan dasar yang mengatur pendidikan nasional (UUD 1945 dan UU Sisdiknas) sudah memberikan landasan yang kokoh untuk mengembangkan keseluruhan potensi diri seseorang sebagai anggota masyarakat dan bangsa.

Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan nilai-nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai-nilai dan prestasi itu merupakan kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu itu menjadi nilai-nilai budaya bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, serta mengembangkan prestasi baru yang menjadi karakter baru bangsa. Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan inti dari suatu proses pendidikan.

Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yang berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum (kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,

antropologi, bahasa Indonesia, IPS, IPA, matematika, agama, pendidikan jasmani dan olahraga, seni, serta ketrampilan). Dalam mengembangkan pendidikan karakter bangsa, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya adalah bagian yang teramat penting. Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik melalui sejarah yang memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di masa lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. Selain itu, pendidikan harus membangun pula kesadaran, pengetahuan, wawasan, dan nilai berkenaan dengan lingkungan tempat diri dan bangsanya hidup (geografi), nilai yang hidup di masyarakat (antropologi), sistem sosial yang berlaku dan sedang berkembang (sosiologi), sistem ketatanegaraan, pemerintahan, dan politik (ketatanegaraan/politik/ kewarganegaraan), bahasa Indonesia dengan cara berpikirnya, kehidupan perekonomian, ilmu, teknologi, dan seni. Artinya, perlu ada upaya terobosan kurikulum berupa pengembangan nilai- nilai yang menjadi dasar bagi pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dengan terobosan kurikulum yang demikian, nilai dan karakter yang dikembangkan pada diri peserta didik akan sangat kokoh dan memiliki dampak nyata dalam kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan bahkan umat manusia.

Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.

D.        Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

 

Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:

 

1.         pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa;

2.         perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan

3.         penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

 

 

E.         Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

 

Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah:

 

1.         mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;

2.         mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;

3.         menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;

4.         mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan

5.         mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

 

 

F.         Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

 

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini.

1.         Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada nilai-nilai yang berasal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.

2.         Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya, dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara.

3.         Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

4.         Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
  1. PROGRAM UNGGULAN (program unik, ekstrakurikuler unggulan, lomba akademik dan fisik)

 

Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Bahomohoni

 

 

1.       Karakter Disiplin

 

-          Upacara dan Apel Pagi  (Setiap hari)

 

2.       Karakter Pengetahuan IMTAQ

 

-          Sekolah Sekaligus Mengaji

 

-          Pembiasaan Sholat Sunnah Duha dan Dzuhur Berjamaah

 

-          Pembinaan Hafalan Alquran (Juz 30)

 

-          Pembinaan Hafalan Doa Sehari-hari

 

3.       Karakter Muballigh

 

-          Kultum/ Pidato (Pelatihan Dai Cilik)

 

4.       Karakter Komunikatif

 

-          Pembinaan Bahasa Arab dan  Bahasa Inggris

(Pemberian Kosakata)

-          Pengenalan Komputer / TIK (Teknologi,Informasi dan Komunikasi)

 

5.       Karakter Pengembangan Bakat  POJOK BAKAT

 

-          Pembinaan Seni Baca Al-Quran

 

-          Pembinaan Seni Tulis Al-Quran (Kaligrafi)

 

-          Pembinaan Seni Tari

 

-          Pembinaan Seni Musik

 

-          Pembinaan Dokter Cilik (Kegiatan UKS Madrasah)

 

 

PROGRAM KEGIATAN TAHUNAN

 

1.       WISUDA IQRA

 

2.       PENTAS SENI ISLAMI
 
   

Jumlah Peserta Didik[edit]

Jumlah dan kualifikasi GTK[edit]

Sarana dan Prasarana pendidikan[edit]

Rencana pembiayaan pendidikan[edit]

Proses pembelajaran[edit]

Data Proses Pembelajaran

  1. PENGATURAN BEBAN BELAJAR

Beban belajar satuan pendidikan MI Al-Ikhlas Bahomohoni  di laksanakan Beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan dalam satuan jam pelajaran.  Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar Kompetensi Lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar tatap muka perjam pembelajaran berlangsung selama 35 menit. Beban belajar tatap muka per minggu di Mi Al-Ikhlas Bahomohoni  adalah 32 jam untuk kelas 1,2,3,4,5 dan 6.

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi untuk mencapai Standar Kompetensi. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah tiga tahun.

Tabel Pengaturan Beban Belajar

Kelas

Satu jam pemb. tatap muka (menit)

Jml jam pemb.

Per minggu

Jml minggu

Effektif / Tapel

Alokasi waktu

Pemb. Per tahun

1 sd 4

40

48

36

1728 JP

5

40

48

36

1728 JP

6

40

48

36

1728 JP

 

 

PENGATURAN WAKTU KBM

  1. Waktu Belajar

Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi tahun pelajaran menjadi dua semester .

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 (enam) hari yaitu:

HARI

JML JAM PELAJARAN

WAKTU BELAJAR

Senin

8

07.30 – 13.40

Selasa

9

07.10 – 13.40

Rabu

9

07.10 – 13.40

Kamis

9

07.10 – 13.40

Jum’at

4

08.20 – 11.00

Sabtu

9

07.10 – 13.40

JUMLAH

48 jam pelajaran

 

  1. Alokasi Waktu Kegiatan Belajar Mengajar

No

Jam Ke

Senin

Jam

 

UP

07.00 – 07.30

Upacara Bendera

1

1

07.30 - 08.10

1

2

2

08.10 - 08.50

2

3

3

08.50 - 09.30

3

4

4

09.30 - 10.10

4

 

Ist

10.10 - 10.30

(20 mnt)

Ist

5

5

10.30 - 11.10

5

6

6

11.10 - 11.50

6

 

Shalat Dzuhur

12.00 – 12.20

 

7

7

12.20 – 13.00

7

8

8

13.00 – 13.40

8

 

No

Jam Ke

Selasa - Kamis

J

1

1

07.10 - 07.50

1

2

2

07.50 - 08.30

2

3

3

08.30 - 09.10

3

4

4

09.10 - 09.50

4

 

Ist

09.50 - 10.10

(20 mnt)

Ist

5

5

10.10 - 10.50

5

6

6

10.50 - 11.30

6

7

7

11.30 – 12.00

7

 

Shalat Dzuhur

12.00 – 12.20

 

8

8

12.20 – 13.00

8

9

9

13.00 – 13.40

9

 

No

Jam Ke

Jum’at

J

 

UP

07.00 – 08.00

Jumat Bersih

1

1

08.20 - 09.00

1

2

2

09.00 – 09.40

2

3

3

09.40 – 10.20

3

4

4

10.20 – 11.00

4

 

No

Jam Ke

Sabtu

J

1

1

07.10 - 07.50

1

2

2

07.50 - 08.30

2

3

3

08.30 - 09.10

3

4

4

09.10 - 09.50

4

 

Ist

09.50 - 10.10

(20 mnt)

Ist

5

5

10.10 - 10.50

5

6

6

10.50 - 11.30

6

7

7

11.30 – 12.00

7

 

Shalat Dzuhur

12.00 – 12.20

 

8

8

12.20 – 13.00

8

9

9

13.00 – 13.40

9

 

 

 

 

 

2. KALENDER PENDIDIKAN:  PERMULAAN TAHUN PELAJARAN, KEGIATAN SEMESTER LIBUR MADRASAH, RENCANA KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran, yang mencakup  permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Dalam menyusun kalender  pendidikan, Mi Al-Ikhlas Bahomohoni menyesuaikan dengan  kebutuhan daerah, karakteristik madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dan berpedoman pada kalender pendidikan yang dikembangkan oleh dinas pendidikan.

  1. Alokasi Waktu

Banyaknya minggu efektif untuk satu tahun pelajaran sekitar 36 minggu efektif. Jumlah minggu efektif ini tidak termasuk pekan-pekan ulangan, yang terdiri dari pekan ulangan tengah semester ganjil dan genap, dan ulangan akhir semester ganjil dan semester genap.

Waktu pembelajaran efektif tatap muka enam hari dalam seminggu, yaitu hari Senin sampai dengan Sabtu mulai pukul 07.10 sampai dengan maksimum pukul 13.40 Pelaksanaan program remedial dan pengayaan dilaksanakan sepanjang semester. Kegiatan pengembangan diri dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan sore hari setelah jam pelajaran.

  1. Penetapan Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan Mi Al-Ikhlas Bahomohoni ditetapkan sebagai berikut:

  1. Permulaan tahun Pelajaran

Tahun pelajaran baru dimulai minggu kedua bulan Juli.

  1. Waktu Pelajaran
  2. Kegiatan belajar mengajar dimulai minggu ketiga bulan Juli dan diakhiri minggu terakhir bulan Juni pada tahun berikutnya.
  3. Pada awal minggu kedua bulan Juli diadakan kegitan PLM (Pengenalan Lingkungan Madrasah)  selama 3 hari.
  4. Ulangan Akhir Semester ganjil

Ulangan akhir semester ganjil dilaksanakan sekitar awal minggu kedua bulan Desember dan menyesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh KKM Wilayah Kabupaten Morowali.

  1. Ujian Madrasah (UAMBN) dilaksanakan sekitar minggu kedua bulan Maret menyesuaikan dengan Edaran Kementerian Agama.
  2. Ujian Sekolah (USBN) dilaksanakan sekitar minggu kedua bulan April menyesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh KKM wilayah Kabuapten Morowali
  3. Ulangan Tingkat kenaikan kelas (Penilaian Akhir Semester Genap) dilaksanakan setelah pembelajaran berlangsung selama  lima belas atau enam belas minggu efektif  semester genap atau minggu pertama/kedua bulan Juni,  dan menyesuaikan dengan jadwal Ulangan Kenaikkan Kelas yang disusun oleh  dinas pendidikan.

Libur akhir semester ganjil dan genap dilaksanakan  sekitar dua minggu. Libur hari besar keagamaan dan libur nasional disesuaikan dengan kalender dan peraturan pemerintah

  1. yang berlaku. Sedangkan libur khusus berkaitan dengan kegiatan madrasah disesuaikan dengan kalender kegiatan madrasah
  2. PPDB dilaksanakan mulai minggu pertama bulan Juli. Pembagian buku rapor semester 2 dilaksanakan sekitar minggu ketiga bulan Juni.

Tabel Rencana Penyusunan Kalender Akademik Tahun Pelajaran 2021/2022

No.

Kegiatan

Alokasi Waktu

Keterangan

1.

Minggu efektif belajar

36 minggu

Digunakan untuk pembelajaran efektif.

2.

Jeda antar semester

2 minggu

Antara semester ganjil dan genap.

3.

Libur akhir tahun pelajaran

2 minggu

Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran.

4.

Efektif fakultatif

3 minggu

Puasa bulan Ramadhan.

5.

Hari libur keagamaan dan Hari Besar Nasional

3 minggu

Hari Raya Idul Adha, Hari Kemerdekaan RI, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi, Imlek, Isra’ Mi’raj, Nyepi, Wafat Isa Al-Masih, Hari Buruh Nasional, Hari Raya Waisak, Kenaikan Isa Al masih, Hari Raya Idul Fitri,Hari Lahir Pancasila.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3, PENGEMBANGAN DIRI (keterampilan, ekstrakurikuler, PKB GTK, KKM, pasrtisipasi lomba)

 

  •  

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembetukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir serta kegiatan ekstra kurikuler.

 

  •  

Adapun tujuannya adalah membina dan menumbuhkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemandirian, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir dan kemampuan pemecahan masalah.

 

Bentuk Pelaksanaan

Bentuk pelaksanaannya dan waktunya ada 2 macam yaitu:

 

  •  

Kegiatan ekstrakurikuler

 

Waktu dan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan substansi dan kompetensi yang akan dicapai, serta situasi dan kondisi sekolah

 

Tidak terprogram

Rutin, yakni yang sifatnya pembentukan perilaku

Terjadwal yaitu kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan dan rutinitas di lingkungan sekolah, seperti Upacara bendera, bersalaman, sholat berjamaah, imtaq, tadarrus, berdoa sebelum memulai pelajaran, kebersihan dan lain sebagainya

Spontan yakni perilaku terpuji dalam kejadian khusus yaitu memberi salam

Keteladanan yakni perilaku yang dapat dijadikan contoh oleh orang lain sebagai model

  

Sistem evaluasi pembelajaran dan program[edit]

Organisasi dan manajemen[edit]

Foto - Foto Madrasah

Surat Rekomendasi

Pemda Provinsi Lihat
Kemenag Kab/Kota Lihat
Pemda Kab/Kota Lihat
Kemenag Provinsi Lihat

RTTPM

Pelaksanaan Kurikulum Lihat
Jumlah Peserta Didik Lihat
Jumlah dan kualifikasi GTK Lihat
Sarana dan Prasarana pendidikan Lihat
Rencana pembiayaan pendidikan Lihat
Proses pembelajaran Lihat
Sistem evaluasi pembelajaran dan program Lihat
Organisasi dan manajemen Lihat

Data Tanah

Data Tanah Lihat